Panas! Anggota DPR Lempar Jeroan dan Usus Babi Lalu Saling Pukul, Ternyata Ini Penyebabnya

- Jumat, 27 November 2020 | 21:33 WIB
Anggota DPR melempar usus babi pada rapat parlemen Taiwan (Reuters via BBC)
Anggota DPR melempar usus babi pada rapat parlemen Taiwan (Reuters via BBC)

Situasi menegangkan terjadi pada rapat yang digelar para anggota DPR Taiwan, Jumat (27/11/2020).

Sejumlah anggota dewan dari kubu oposisi nekat melempari seisi ruangan rapat dengan jeroan babi.

Hal itu buntut dari protes terhadap pelonggaran impor daging babi dari Amerika Serikat.

Tak hanya aksi lempar jeroan babi, sejumlah anggota DPR Taiwan juga terlibat aksi saling pukul.

Dilansir dari BBC Indonesia, kubu oposisi menolak pelonggaran izin impor tersebut karena menganggap daging babi asal Amerika Serikat mengandung ractopamine, bahan aditif untuk babi yang dilarang di Taiwan dan di negara-negara Uni Eropa.

Karena hal itu, mereka khawatir daging tersebut menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

Namun demikian, pihak partai penguasa membantah pernyataan tersebut dan menyerukan agar rapat di parlemen kembali digelar dengan 'mengutamakan akal sehat'. 

Di parlemen Taiwan, rapat yang kacau, ribut, dan diwarnai perkelahian adalah hal yang lumrah.

Pada Juli 2017, para anggota DPR saling lempar kursi saat membahas rancangan undang-undang tentang infrastruktur.

Dalam rapat hari Jumat (27/11/2020), sejumlah anggota DPR dari Partai Kuomintang (KMT) yang beroposisi melempar ember-ember berisi usus babi ke arah Perdana Menreri Su Tse-chang.

Terjadi pula adu pukul antara beberapa anggota DPR dari KMT dan Chen Po-wei, anggota DPR dari satu partai kecil, kata kantor berita Reuters.

Partai yang memerintah, Partai Progresif Demokrat (DPP), mengecam keras insiden ini, menggambarkannya sebagai "aksi protes yang memuakkan", tindakan "yang menghamburkan makanan", dan mendesak rapat agar dilakukan dengan kepala dingin.

Washington menyambut baik keputusan pemerintah Taiwan Agustus lalu yang ditujukan untuk melonggarkan impor daging babi dari Amerika Serikat. Keputusan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2021 mendatang.

Namun keputusan pemerintah Taiwan ditentang partai oposisi, yang menggunakan kekhawatiran warga tentang bahaya makanan yang mengandung bahan aditif, sebagai alasan.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X