Ilmuwan Sebut Matahari Sedang Memasuki Fase Minim Memancarkan Sinar

- Senin, 18 Mei 2020 | 14:21 WIB
Ilustrasi Matahari. (Unsplash/Luis Graterol)
Ilustrasi Matahari. (Unsplash/Luis Graterol)

Pakar Astronomi asal Australia, Tony Phillips mengungkapkan bahwa saat ini Matahari mulai memasuki fase solar minimum atau fase di mana minimnya Matahari memancarkan sinarnya.

Bahkan, Phillips menyebutkan bahwa fase ini berpotensi menimbulkan bencana seperti cuaca beku, gempa bumi hingga kelaparan. Menurunnya aktivitas permukaan Matahari ditandai dengan bintik Matahari (Sunspot) yang menghilang.

"Aktivitas permukaan Matahari sedang turun drastis karena berada dalam masa fase ini (lockdown). Akibatnya, sinar Matahari mengalami penurunan drastis yang ditandai dengan bintik Matahari (Sunspot) yang menghilang," ujar Phillips, dilansir dari Pennlive.

Phillips mengatakan, ini merupakan kondisi terparah dalam satu abad terakhir. Medan magnet yang lemah membuat sinar kosmik kelebihan dan hal tersebut akan membahayakan kesehatan para astronot.

"Kelebihan sinar kosmik ini menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan perubahan udara di kutub. Selain itu mempengaruhi elektro-kimia atmosfer Bumi serta bisa memicu petir," lanjut Phillips.

NASA memprediksi bahwa kondisi minimnya sinar Matahari akan berlangsung hingga 6 bulan ke depan.

"Setiap 11 tahun atau lebih, bintik Matahari memudar, lalu membawa periode yang relatif tenang. Ini disebut solar minimum. Namun, bukan berarti Matahari menjadi 'tidak bergairah', tapi hanya mengubah bentuk," demikan pernyataan Dean Pesnell, seorang ilmuwan NASA.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X