LBH Pers dan AJI Jakarta Buka Posko Pengaduan untuk Jurnalis

- Jumat, 1 Mei 2020 | 20:27 WIB
Ilustrasi kamera. (Envatoelements/microgen)
Ilustrasi kamera. (Envatoelements/microgen)

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers memaparkan jumlah data laporan yang masuk ke pihaknya terkait jurnalis yang terkena PHK di tengah wabah virus corona. Data itu diambil dari pengaduan yang masuk ke posko pengaduan yang dibuat oleh LBH Pers bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta.

"LBH Pers dan AJI Jakarta sedang membuka posko pengaduan. Posko pengaduan ini sudah berlangsung tiga Minggu," kata Direktur LBH Pers Jakarta, Ade Wahyudin dalam diskusi online bertajuk 'Jerit Pekerja Media di Tengah Pandemi', Jumat (1/5/2020).

Selama tiga Minggu posko aduan itu dibuka, puluhan laporan terkait PHK masuk ke LBH Pers. Jika ditotal sudah sebanyak 62 pengaduan masuk ke pihak LBH Pers.

"Update saat ini itu terdapat 62 pengaduan yang masuk ke formulir di pengaduan. Kemarin di cek ada yang tripel masukannya. Jadi kalau dikurangi 3 ada 59 pengadu yang masuk," ungkap Ade.

Ade mengatakan laporan masuk itu semua berasal dari pekerja media yang berada di Jakarta. Padahal dia menyebut LBH Pers membuka pengaduan untuk seluruh pekerja media di berbagai wilayah di Indonesia.

"Nah, bacaan pengaduan ini semua di Jakarta meskipun kita nggak batasi apakah yang ngadu hanya di Jakarta atau di luar Jakarta," kata Ade.

-
Ilustrasi PHK. (Foto: rudnerlaw)

Lebih jauh Ade mengatakan mayoritas pekerja yang membuat laporan sebagian besar statusnya sebagai karyawan tetap. Pekerja yang membuat laporan pengaduan itu bekerja dalam bidang beraneka ragam di industri media.

"Terkait jabatan ini cukup variasi, ada di asisten redaktur, editor, jurnalis, produser, sales, video jurnalis, jadi cukup variatif pekerjaannya," papar Ade.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo mengatakan situasi Indonesia saat ini sangat sulit. Tidak hanya Indonesia, beberapa negara bahkan negara maju seperti Amerika disebutnya tidak siap menghadapi situasi pandemi virus corona seperti sekarang ini.

"Tentu kami berempati, berbela rasa apa yang terjadi, rekan pekerja media khususnya dan para pengusaha. Ini bukan situasi mudah, ini sangat sulit, berat dan penuh ketidakpastian," kata Pras.

"Di sini pemerintah belajar dari masyarakat, dari teman-teman. Pemerintah di awal-awal hampir semua negara bahkan negara Amerika saja belum siap hadapi pandemi ini apalagi Indonesia," pungkas Pras.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X