Aksi anarkis di sejumlah titik di kawasan yang dekat dengan gedung DPR diyakini bukan bagian dari massa mahasiswa.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai, massa yang melakukan aksi di depan gedung DPR memiliki motif untuk berdialog bukan berencana membuat aksi anarkis.
Ia juga meyakini aksi anarkis yang dilakukan seperti pembakaran bus milik TNI, pintu Tol hingga pos polisi bukan lagi cara yang biasa dilakukan mahasiswa jika berdemonstrasi. Terlebih aksi anarkis terjadi di luar jam demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR.
"Kejadian malam ini kita sayangkan. Saya kira ini sudah bukan tindakan dialog yang kita kehendaki. Saya percaya ini bukan mahasiswa. Mahasiswa itu pada dasarnya datang dengan motif dialog dan atas suatu yang konstruktif, ujar Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9) malam
Sebelumnya ribuan mahasiswa dari berbagai kampus mengelar aksi damai untuk menolak RUU KUHP dan UU KPK, RUU Pertanahan dan rancangan UU lainnya yang tidak memihak rakyat.
Bentrokan tak terhindari setelah polisi menyemprot massa dengan meriam air untuk menghalau massa yang mencoba masuk ke gedung DPR. Polisi juga menembakkan gas air mata ke kerumunan untuk memecah konsentrasi massa.
Sejak Selasa malam hingga Rabu (25/9) dini hari, massa yang tak menggunakan almamater kampus tetap melakukan perlawanan kepada kepolisian di kawasan Slipi, dan di Jalan Palmerah Timur atau di belakang gedung DPR.