Kartu Prakerja Sudah Bagus Semangatnya, tetapi...

- Jumat, 22 November 2019 | 17:19 WIB
Presiden Jokowi ketika memperlihatkan kartu prakerja ketika berorasi dalam kampanye terbuka di Jalan Arteri Supadio, Kalimantan Barat, Rabu (27/3). (Antara/Jessica Helena Wuysang)
Presiden Jokowi ketika memperlihatkan kartu prakerja ketika berorasi dalam kampanye terbuka di Jalan Arteri Supadio, Kalimantan Barat, Rabu (27/3). (Antara/Jessica Helena Wuysang)

Presiden Konsolidasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menanggapi pesimis soal program kartu prakerja yang digagas pemerintah untuk diberlakukan pada 2020 mendatang. 

"Pertama, semangat kartu prakerja oleh Presiden Jokowi itu baik, semangatnya adalah training vokasional, link match. Semangat dan jiwanya itu bagus. Akan tetapi, yang kedua, salah dalam penerapan," ujar Said kepada Indozone, Jumat (22/11). 

Said mengatakan, meski semangat dari gagasan kartu prakerja itu sudah baik, dalam perjalanannya program itu sangat rentan diselewengkan dan berpotensi tidak tepat sasaran. 

Menurut Said, ada hal yang belum jelas dari penerbitan kebijakan tersebut. Hal ini merupakan yang sangat fundamental. 

"Dikarenakan biasanya orang yang diberi tunjangan karena akibat dia menganggur. Jadi harus ditentukan dulu definisi menganggur itu apa," kata Said.

Said mengklaim, di dunia internasional, definisi menganggur adalah orang yang pernah bekerja dan kemudian di PHK (Putus Hubungan Kerja) atau mengundurkan diri. Selama proses itu berlangsung dan yang bersangkutan belum menemukan pekerjaan baru, itulah yang disebut menganggur. 

"Di internasional itu dikenal dengan asuransi pengangguran. Sehingga dana yang dikeluarkan negara itu tepat sasaran," jelas Said. 

Jika membandingkan dengan program serupa di dunia, kartu prakerja milik pemerintah RI berbeda. Program itu justru ditujukan kepada orang yang baru lulus sekolah dan belum bekerja. 

"Ini bahaya buat APBN karena nanti semua orang pilih menganggur karena dibayar Rp500.000 sebulan. Biaya Rp3-7 juta per orang untuk pendidikan itu tepat sasaran gak? Jangan-jangan nanti setelah pendidikan gak kerja-kerja," pungkas Said. 

Sebelumnya, pemerintah menyiapkan kartu prakerja untuk 2 juta orang pengangguran sebelum mendapatkan pekerjaan. Mereka bakal mendapatkan insentif Rp300.000-Rp500.000 setiap bulannya. 

Program kartu prakerja akan menyedot anggaran senilai Rp10,3 triliun yang nantinya tersebar di berbagai kementerian terkait. Alokasi anggaran itu sudah dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020. 

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X