Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kejutan dalam pengumuman nama menteri Kabinet Indonesia Kerja. Fachrul Razi ditunjuk sebagi Menteri Agama.
Kenapa mengejutkan? Fachrul Razi memiliki latar belakang militer. Dia merupakan Jenderal Purnawirawan TNI yang pernah menjabat sebagai Wakil Panglima.
Selain itu, kursi Menteri Agama biasanya diisi oleh kader Nahdlatul Ulama (NU) atau Muhammadiyah. Biasanya juga menjadi jatah PPP.
Dua Menteri Agama sebelumnya, yakni Suryadharma Ali dan Lukman Hakim Saifuddin, merupakan kader PPP.
Untuk diketahui, Fachrul Razi menjadi jenderal pertama yang menjabat Menteri Agama sejak era reformasi. Namun, dia bukan mantan prajurit TNI pertama yang menduduki posisi itu.
"Saya mencoba menggali apa yang ada di benak Bapak Presiden Jokowi. Saya menduga, Pak Jokowi melihat saya sering berkeliling berceramah, memberikan khotbah yang temanya selalu soal ajakan damai. Mungkin Pak Jokowi menilai saya bisa membantu beliau dalam membangun suasana damai," kata Fahcrul menanggapi penunjukkan dirinya sebagai Menteri Agama.
Sebelum Fachrul Razi, ada tiga Jenderal TNI yang juga pernah ditunjuk sebagai Menteri Agama. Siapa saja mereka?
Berikut ini adalah tiga Jenderal TNI yang pernah menduduki kursi Menteri Agama:
Alamsyah Ratu Perwiranegara
Pria berpangkat Letnan Jenderal TNI ini merupakan Menteri Agama ke-13. Dia menjadi menteri di Kabinet Pembangunan III era Soeharto.
Saat menjabat menteri, dia merupakan kader dari Partai Golkar. Dia menduduki posisi itu mulai 29 Maret 1978 hingga 19 Maret 2983.
Munawir Sjadzali MA
Setelah Alamsyah lengser, posisinya kemudian digantikan Munawir Sjadzali.
Sebelum bergabung dengan TNI (dulunya disebut Tentara Keamanan Rakyat), Munawir merupakan pentolan Laskar Hizbullah. Dia disebut-sebut sudah berpangkat jenderal.
Munawir sempat menjadi Duta Besar di Timur Tengah. Pria yang merupakan politisi Golkar itu dua kali menjadi Menteri Agama, yaitu di Kabinet Pembangunan IV dan Kabinet Pembangunan V.
Tarmizi Taher
Laksamana Muda TNI (Purn) Tarmizi Taher merupakan Menteri Agama setelah era Munawir. Dia ditunjuk pada 17 Maret 1993 dan masuk dalam Kabinet Pembangunan VI.
