Sebagian Umat Muslim di Jember dan Bondowoso Gelar Salat Id Lebih Awal

- Rabu, 12 Mei 2021 | 13:46 WIB
Warga melaksanakan shalat Idul Fitri 1442 Hijriah di masjid yang berada di Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. (ANTARA/Zumrotun Solichah)
Warga melaksanakan shalat Idul Fitri 1442 Hijriah di masjid yang berada di Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. (ANTARA/Zumrotun Solichah)

Sebagian umat Muslim di Kabupaten Jember dan Bondowoso, Jawa Timur yang berada di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Dluror dan Pesantren Salafiyah Syafi'iyah melaksanakan salat Idul Fitri 1442 Hijriah pada Rabu (12/5/2021) atau lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah.

Seperti dilansir Antara, pelaksanaan salat Id di dua pesantren yang berada di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, serta mendapat pengamanan yang ketat dari aparat kepolisian setempat.

"Kami sudah mengimbau kepada masyarakat untuk melaksanakan salat Id di rumah, namun masyarakat tetap berbondong-bondong datang ke masjid melaksanakan salat Idul Fitri," kata santri Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Chofiwanto di Desa Suger Kidul.

BACA JUGA: Ribuan Umat Islam Tarekat Syattariyah di Aceh Sudah Rayakan Idul Fitri

Untuk itu, lanjut dia, pihak pesantren juga sudah mengantisipasi kedatangan jamaah dengan menyediakan tempat cuci tangan dan masker bagi jamaah yang lupa tidak membawanya.

"Kami tetap mengimbau jamaah untuk menerapkan protokol kesehatan selama menjalankan ibadah salat Id karena saat ini masih pandemi COVID-19," ujarnya.

Sementara Pengasuh Pesantren Mahfilud Dluror KH Ali Wafa mengatakan santri dan warga di lingkungan pesantren sudah menjalankan ibadah puasa selama 30 hari karena memulai awal puasa 1 Ramadhan 1442 Hijriah sehari lebih dulu dari penetapan pemerintah.

"Pihak pesantren menetapkan Hari Raya Idul Ftri 1442 Hijriah pada 12 Mei 2021 berdasarkan kitab Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais dan metode itu diterapkan sejak tahun 1826, sehingga tidak menggunakan metode hisab dan rukyat," tuturnya.

Ia mengatakan warga dan alumni pesantren sangat menghargai perbedaan yang ada dan tetap hidup rukun dengan umat Muslim di sekitarnya, meskipun penetapan awal puasa dan Lebaran berbeda dengan pemerintah.

Sementara itu, Kapolsek Jelbuk AKP Dwiko Sulistyo yang ada di lokasi pesantren mengatakan pihaknya memantau penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan shalat Id yang dilaksanakan pesantren di Desa Suger Kidul tersebut.

"Kami sudah melakukan penyemprotan disinfektan di masjid yang akan digunakan salat Id dan petugas juga membagikan masker bagi jamaah yang tidak membawa masker," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang melaksanakan shalat Id untuk menjaga jarak dan tetap mematuhi protokol kesehatan hingga shalat selesai.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X