FOTO: Krisis Iklim, Menteri Tuvalu Beri Pernyataan COP26 Sambil Berdiri di Laut

- Senin, 8 November 2021 | 12:58 WIB
REUTERS/Tuvalu Foreign Ministry
REUTERS/Tuvalu Foreign Ministry

Menteri Kehakiman, Komunikasi & Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe memberikan pernyataan COP26 dengan berdiri di laut di Funafuti, Tuvalu, Jumat (5/11/2021).

Dilansir dari sprep.org, Tuvalu tenggelam dengan 40 persen ibu kota negara Funafuti sudah berada di bawah permukaan laut saat air pasang. 

Kenyataan ini ditambah dengan naiknya permukaan laut dengan cepat yang telah menempatkan populasi Tuvalu di bawah ancaman besar.

Perdana Menteri Tuvalu Hon. Kausea Natano mengirimkan pesan kuat kepada dunia bahwa orang-orang Tuvalu membutuhkan bantuan, selama KTT COP26 di Glasgow, Skotlandia.

"Untuk negara atol (seperti Tuvalu), gravitasi kenaikan permukaan laut sekarang tidak dapat diubah dan pembatasan tidak akan lagi membantu kita. Untuk Tuvali, kami sangat membutuhkan sarana untuk membangun lahan reklamasi yang tinggi untuk menyelamatkan diri kami sendiri," kata Perdana Menteri.

"Kita harus mengambil tindakan alternatif yang berani hari ini untuk mengamankan hari esok. Bahkan jika semua emisi gas rumah kaca berhenti besok, Tuvalu dan negara-negara atol dataran rendah lainnya akan tenggelam."

Ia mengatakan komunitas global memiliki tanggung jawab bersama untuk mengatasi perubahan iklim.

"Pak Presiden, kita harus menyelesaikan negosiasi tentang Paris Rulebook dan menjaga integritas Perjanjian Paris. Kita harus segera menuntut mereka yang menghasilkan emisi besar untuk mengambil tindakan iklim yang lebih kuat."

Meskipun teguh saat menyerukan tindakan mendesak global untuk membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat, namun saat berpidato nampak adanya kesedihan dalam nada bicaranya ketika ia memberi tahu para pemimpin dunia tentang kenyataan di negara pulaunya.

Ia menyoroti perlunya pendanaan iklim skala besar dan jendela pendanaan baru untuk kerugian dan kerusakan.

"Kita juga harus menyadari bahwa langkah-langkah ini mungkin tidak membantu negara-negara seperti Tuvalu yang terkena dampak perubahan iklim secara permanen."

"Untuk Tuvalu, kita harus mempercepat pendanaan iklim skala besar yang mudah diakses untuk solusi adaptasi jangka panjang dan permanen yang berani."

"Apa pun kemajuan kita dalam memerangi perubahan iklim, kemungkinan besar akan ada negara-negara yang tidak dapat beradaptasi dan kita akan melihat kerugian dan kerusakan yang signifikan bahkan pada tingkat suhu yang lebih aman."

"Mengingat hal ini, kita harus segera mengembangkan mekanisme pembiayaan baru dan jendela pendanaan untuk kerugian dan kerusakan."

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X