3 Masalah Garuda Indonesia yang Viral Selama Dipimpin Ari Askhara

- Kamis, 5 Desember 2019 | 19:16 WIB
Ilustrasi (Instagram/@garuda.indonesia)
Ilustrasi (Instagram/@garuda.indonesia)

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau yang biasa disapa Ari Askhara  didapuk menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 12 September 2018.

Ari Askhara mengantikan pejabat sebelumnya Pahala N. Mansyuri. Sebelum menjabat menjadi Dirut Garuda Indonesia, ia pernah menjabat Dirut Pelindo III. Dari jejak rekamnya, Ari memang bolak-balik mengisi jajaran direksi BUMN.

Sayangnya, pengalamannya selama mengisi jabatan penting direksi BUMN tidak serta merta membuatnya mulus menjalankan tugasnya sebagai Dirut Garuda Indonesia. Beberapa persoalan pernah menimpa maskapai plat merah ini selama ia pimpin. Dan puncaknya adalah pemecatannya sebagai Dirut Garuda Indonesia oleh Menteri BUMN Erick Thohir usai diduga menyelundupkan motor Harley Davidson.

Berikut 3 masalah Garuda Indonesia yang menyita perhatian publik selama dipimpin Ari Askhara:

1. Kartu Menu Ditulis Tangan

Dua Youtuber bernama Rius Vernandes dan Elwiyana Monica mengungah di Insta Story terkait kartu menu kelas bisnis maskapai penerbangan Garuda Indonesia rute Sidney-Denpasar yang ditulis tangan.

-
Unggahan menu di Garuda Indonesia yang bertuliskan tangan (Instagram/@rius.vernandes)

Setelah mengunggah foto tersebut, Rius Vernandes pun mendapatkan surat panggilan dari pihak polisi yang ditujukan kepadanya dan Elwiyana Monica. Rupanya pihak Garuda Indonesia melaporkan kedua Youtuber tersebut atas dugaan pencemaran nama baik.

Belakangan diketahui yang melaporkan adalah Serikat Karyawan Garuda Indonesia dengan alasan bahwa mereka terbuka pada kritik dari pihak manapun. Namun mereka meminta kritik disampaikan langsung ke pihak Garuda Indonesia. 

Kasus ini juga menyita banyak perhatian dan tidak sedikit yang menyayangkan sikap Garuda Indonesia yang dianggap tidak mau menerima kritikan dari masyarakat yang memang menggunakan layanannya.

2. Laporan Keuangan Direvisi karena Rugi Rp 2,45 T

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Garuda Indonesia, 24 April 2019, mengumumkan, sepanjang tahun 2018 perusahaan mencetak laba bersih 809.840 dollar AS meningkat tajam dari tahun 2017 yang rugi 216,58 juta dollar AS.

Namun, 2 komisarisnya menolak laporan keuangan itu. Penolakan itu berkaitan dengan pernjanjian kerjasama Garuda dengan PT Mahata Aero Teknologi dan PT Citilink Indonesia yang diperkirakan menuai kerugian sebesar 244,95 juta dollar AS.

Akhirnya Garuda mempublikasikan ulang (restatement) laporan keuangan tahun 2018. Hal tersebut dilakukan merespon hasil keputusan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pada laporan keuangan yang disajikan ulang tersebut, Garuda malah sebaliknya yakni mencatatkan rugi bersih sebesar 175,02 juta dollar AS atau setara Rp 2,45 triliun dari sebelumnya laba sebesar 5,01 juta dollar AS.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X