Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menunjuk Cinta Laura untuk menjadi Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak pada Senin (29/7/19). Ia dipilih lantaran dianggap gencar mengampanyekan gerakan stop kekerasan pada perempuan dan anak.
"Kami menilai bahwa Cinta Laura berhasil survive dan nantinya kita harapkan Cinta Laura juga mendorong atau menyosialisasikan agar anak-anak muda terutama karena prevalensi kekerasan terhadap anak-anak cukup tinggi yaitu 66 persen dari seluruh total jumlah anak itu mengalami kekerasan," ungkap Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pribudiarta Nur Sitepu.
Pihak PPPA juga berharap agar Cinta Laura bisa menjadi corong kampanye program anti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Cinta Laura juga dianggap sebagai figur publik yang bisa menyadarkan banyak orang untuk bergerak mengkampanyekan kekerasan terhadap perempuan dan anak, guna menekan angka kekerasan yang terjadi di Indonesia.
"Kita perlu mendorong ikon publik sebanyak-banyaknya supaya untuk bicara, bahwa perlindungan anak dan perempuan harus dilakukan setiap individu masyarakat harus sadar bahwa yang namanya kekerasan tidak boleh terjadi dan dilakukan," ujar Pribudiarta.
Menurut Pribudiarta, figur publik merpakan orang yang penting untuk menyuarakan hal tersebut.
"Karena itulah pentingnya figur publik yang dikenal banyak anak untuk menyerukan hal ini karena anak bicara dengan anak, pemuda bicara dengan pemuda lebih efektif," lanjutnya.
Cinta Laura juga merasa sangat terhormat karena karena bisa menjadi Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Indonesia.
"Aku merasa sangat terhormat, bahagia dan bersyukur hari ini dapat dinobatkan menjadi Duta Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak Indonesia," ujar Cinta di kantor Kementerian PPPA (29/7/19).
Cinta juga berharap agar dirinya bisa menjadi duta yang baik dan berguna bagi kemajuan kesejahteraan perempuan, anak, juga bangsa Indonesia.
