Negara Produsen Sepakat Kurangi Pembatasan Pasokan, Harga Minyak Tergelincir

- Kamis, 16 Juli 2020 | 09:14 WIB
Ilustrasi kilang minyak. (Pexels/Loic Manegarium)
Ilustrasi kilang minyak. (Pexels/Loic Manegarium)

Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, menyepakati untuk mengurangi pembatasan pemangkasan produksi minyak mulai bulan Agustus. Hal itu membuat harga minyak dunia pada Kamis pagi bergerak melemah. Meski kesepakatan pengurangan pembatasan itu diimbangi oleh kenaikan konsumsi BBM di Amerika Serikat (AS), namun hal itu tak membawa dampak signifikan dan menyelamatkan harga minyak dari penurunan.  

Minyak mentah Brent, patokan internasional, turun 13 sen, atau 0,3%, menjadi US$43,66 per barel pada pukul 07.15 WIB, dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 18 sen, atau 0,4% menjadi US$41,02 per barel, demikian dikutip dari laporan Reuters, di Tokyo, Kamis (16/7/2020). 

Brent dan WTI sebenarnya sudah melonjak 2% pada penutupan Rabu, dibantu penurunan persediaan minyak mentah AS.

OPEC + sendiri pada Rabu, sepakat untuk mengurangi besaran pemotongan produksi minyak dari Agustus karena ekonomi global perlahan pulih dari pandemi virus corona.

OPEC + memangkas produksi sejak Mei sebesar 9,7 juta barel per hari, atau 10% dari pasokan global, tetapi mulai Agustus, pengurangan secara resmi akan berkurang menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.

"Sejumlah investor mengambil keuntungan setelah keputusan OPEC + itu, tetapi penarikan besar dalam minyak mentah AS memberikan beberapa support," kata Kazuhiko Saito, Kepala Analis Fujitomi Co.

Data dari Badan Informasi Energi menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,5 juta barel pekan lalu, menyusut jauh lebih banyak dari penurunan 2,1 juta barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters

Meski ada kesepakatan resmi OPEC +, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pengurangan produksi pada Agustus dan September akan mencapai sekitar 8,1 juta hingga 8,3 juta barel per hari. Itu karena beberapa negara dalam kelompok tersebut yang mengalami kelebihan produksi awal tahun ini akan mengkompensasinya dengan melakukan pemotongan tambahan Agustus-September.

Namun, harga minyak diperkirakan tetap statis karena kenaikan minyak mentah yang diproses oleh pengilangan kemungkinan akan mengimbangi volume pasokan yang lebih tinggi, kata Rystad Energy.

Di tempat lain, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional, Fatih Birol, Rabu, mengatakan pasar minyak global perlahan-lahan menyeimbangkan kembali setelah guncangan yang terlihat selama penguncian virus corona, dengan harga diperkirakan sekitar US$40 per barel dalam beberapa bulan mendatang.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X