Kisruh yang mendera Partai Demokrat ternyata turut mendongkrak elektoral bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hal itu terungkap dari hasil survei yang digelar Survei Center for Political Communication Studies (CPCS).
Menurut hasil survei tersebut, kisruh membuat elektabilitas AHY meningkat tinggi sehingga membuka peluang baginya menuju Pilpres 2024.
Informasi ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K melalui pernyatan tertulis, Senin (22/3/2021).
"AHY secara mengejutkan naik elektabilitasnya sebagai calon presiden (capres) dari kisaran di bawah 2 persen menjadi 6,3 persen, mengejar Prabowo yang masih teratas serta Ridwan Kamil dan Ganjar, Pranowo," kata Tri dilansir dari ANTARA.
Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa posisi teratas masih diduduki oleh Prabowo Subianto dengan persentase mencapai 20,6 persen.
Kemudian disusul dengan Ridwan Kamil sebesar 15,2 persen dan Ganjar sebesar 14,7 persen.
Jika sebelumnya stabil di papan bawah, kini AHY merangsek ke urutan empat atau 6,3 persen. Disusul oleh Menteri BUMN Erick Thohir dengan 5,6 persen.
Lalu Sandiaga Uno mendapat 5,4 persen dan Anies Baswedan 5,1 persen.
Menurut Tri, lonjakan elektabilitas AHY tidak bisa dilepaskan dari upaya sejumlah kalangan yang melibatkan pihak Istana untuk melengserkan kepemimpinannya.
"Demokrat yang notabene partai oposisi menjadi incaran untuk dijinakkan dan ditarik masuk ke dalam koalisi pemerintahan yang sudah sangat gemuk," kata Tri.
Kongres Luar Biasa yang terkesan sangat dipaksakan dan memilih Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai ketua umum yang sejatinya bukan kader Partai Demokrat, kata Tri, mengundang simpati dari masyarakat.
"Figur AHY yang terzalimi mengingatkan saat ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik ke panggung kekuasaan pada tahun 2004," kata Tri.
Survei CPCS juga mencatat elektabilitas Prabowo dalam 1 tahun sempat mengalami penurunan. Meski demikian, masih tetap berada di posisi teratas.
