Alasan Buronan Korupsi Djoko Tjandra Ajukan Banding

- Senin, 12 April 2021 | 16:39 WIB
Djoko Tjandra. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Djoko Tjandra. (ANTARA/Hafidz Mubarak A)

Djoko Soegiarto Tjandra mengajukan banding terhadap vonis 4,5 tahun penjara dalam perkara pemberian suap kepada aparat penegak hukum dan pemufakatan jahat.

"Pak Djoko sudah mengajukan permohonan banding atas putusan pengadilan terkait dengan suap fatwa maupun suap terkait DPO (Daftar Pencarian Orang) sehari setelah putusan dan sekarang kita sedang persiapkan memori banding dan menunggu salinan putusan dari kemarin," kata penasihat hukum Djoko Tjandra, Soesilo Aribowo di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (12/4/2021).

Majelis hakim pengadilan Tipikor Jakarta pada 5 April 2021 memutuskan Djoko Soegiarto Tjandra terbukti menyuap jaksa Pinangki Sirna Malasari sebesar 500 ribu dolar AS, memberikan suap senilai 370 ribu dolar AS dan 200 ribu dolar Singapura kepada Inspektur Jenderal Napoleon Bonaparte serta 100 ribu dolar AS kepada Brigjen Prasetijo Utomo.

Djoko Tjandra juga terbukti melakukan permufakatan jahat bersama Pinangki Sirna Malasari, Andi Irfan Jaya dan Anita Kolopaking untuk mengurus fatwa MA melalui Kejaksaan Agung dengan Djoko Tjandra sepakat membayar biaya 10 juta dolar AS.

Atas perbuatannya, Djoko Tjandra divonis 4,5 tahun penjara ditambah denda Rp100 juta subsider 6 bulan kurungan.

"Nota pembelaan kan sama sekali tidak dipertimbangkan. 'Action plan' itu sebenarnya sudah ditolak Pak Djoko sejak awal artinya persiapan perbuatan pidana sudah tidak ada sementara yang dimaksud permufakatan jahat itu posisinya jauh sebelum persiapan itu, jadi pemufakatan jahat tidak ada karena Pak Djoko tidak menyetujui semuanya," tambah Soesilo.

Selanjutnya pemberian uang terkait fatwa MA menurut Soesilo juga merupakan permintaan Andi Irfan Jaya.

"Untuk membuat 'action plan' itu, Pak Djoko harus memberikan uang muka dulu, sementara kalau tidak ada 'action plan' tentu tidak ada kegiatan berikutnya tetapi akhirnya 'action plan' itu dibatalkan Pak Djoko," tambah Soesilo.

Kemudian mengenai suap terkait pencabutan DPO dan "red notice", Soesilo tetap berkeras bahwa kliennya tidak tahu akan ada pemberian uang kepada pejabat Polri.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X