PM Israel dan Bos Mossad Kunjungi Arab Saudi untuk Bertemu Putra Mahkota

- Selasa, 24 November 2020 | 19:42 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), dan  Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. (Maya Alleruzzo/pool REUTERS).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. (Maya Alleruzzo/pool REUTERS).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beserta rombongan mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). Pertemuan tersebut terjadi di Neom, Arab Saudi, pada Minggu (22/11/2020) lalu yang juga dihadiri Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Melansir The Jerusalem Post, Netanyahu tidak sendiri. Ia hadir bersama dengan kepala Mossad Yossi Cohen, Penasihat Keamanan Nasional Meir Ben-Shabbat dan Sekretaris Militer Netanyahu Avi Bluth. Mereka terbang menggunakan pesawat pribadi milik pengusaha Udi Angel, yang telah digunakan perdana menteri untuk perjalanan diplomatik sebelumnya. 

Dalam pertemuan ini, pihak Israel dan Saudi membahas berbagai hal yang sangat sangat krusial. Seperti masalah Iran dan normalisasi mengutip seorang penasihat senior Saudi. 

Menteri Pendidikan Israel Yoav Gallant juga membenarkan bahwa pertemuan di Arab Saudi yang disebut telah mencapai pencapaian luar biasa dalam pembahasan masalah yang sangat penting. 

Namun pertemuan itu dibantah oleh Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Ia membantah bahwa putra mahkota bertemu dengan pejabat Israel selama pertemuan dengan Menlu AS Mike Pompeo. Namun, dia tidak menyangkal bahwa ada pertemuan antara MBS dan Netanyahu.

Baca Juga: Ketika Raja Salman Menghubungi Presiden Erdogan, Sudah Baikan?

Penyangkalan Farhan kemungkinan merupakan cerminan dari keengganan Raja Saudi Salman yang terus berlanjut untuk membuat hubungan antara Arab Saudi dengan Israel terkesan hangat dan akrab secara resmi.

Presiden AS Donald Trump menyebutkan kemungkinan bahwa Arab Saudi akan bergabung dengan Perjanjian Abraham yang ditandatangani Israel dengan negara-negara Teluk lainnya dalam beberapa bulan terakhir, tetapi laporan keluar segera setelah perpecahan generasi.

Selain itu, raja Salman berusia 84 tahun itu tetap setia pada tradisional Saudi. Perdamaian di negara Palestina harus terwujud sebelum normalisasi dengan Israel. Sementara putra mahkota berusia 35 tahun mendukung hubungan terbuka dengan negara Yahudi tersebut.

Perjalanan itu dirahasiakan di Israel karena direncanakan selama lebih dari sebulan, dan baik Menteri Pertahanan Benny Gantz maupun Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi tidak diberi tahu sebelum itu terjadi. Kepala Staf IDF Aviv Kochavi juga tidak mendapat informasi, meskipun sekretaris militer Netanyahu berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Pompeo telah mendorong Arab Saudi dan negara Arab lainnya untuk mengikuti Uni Emirat Arab dan Bahrain dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sejauh ini, Arab Saudi hanya mengizinkan Israel terbang di atas wilayah udaranya.

Namun, pada hari Minggu, Pangeran Faisal mengatakan kepada Reuters bahwa normalisasi dengan Israel hanya akan terjadi setelah perjanjian perdamaian permanen dan komprehensif antara Palestina dan Israel termasuk pembentukan negara Palestina di perbatasan tahun 1967.

Menteri itu mengatakan negaranya telah "mendukung normalisasi dengan Israel untuk waktu yang lama," menunjukkan bahwa mereka membuat Prakarsa Perdamaian Saudi yang akan membuat dunia Arab menjalin hubungan dengan Israel sebagai imbalan atas visi mereka tentang solusi dua negara.

Pertemuan tersebut berlangsung di Neom, sebuah kota baru di utara Arab Saudi di Laut Merah yang dimaksudkan untuk memamerkan kemajuan teknologi kerajaan.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X