IDI Tegaskan Vaksin Asal China Masih Layak, Tak Perlu Diributkan

- Rabu, 14 April 2021 | 08:20 WIB
Fasilitas pengemasan pembuat vaksin Covid-19 Sinovac Biotech. (ANTARA/REUTERS/Thomas Peter/File Photopri)
Fasilitas pengemasan pembuat vaksin Covid-19 Sinovac Biotech. (ANTARA/REUTERS/Thomas Peter/File Photopri)

Juru Bicara dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis menegaskan vaksin buatan China masih layak digunakan, karena efikasi vaksin buatan China seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO.

"Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi apa pun yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman," ucap Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi sekaligus Juru Bicara dari PB IDI Iris Rengganis dikutip Antara, Rabu (14/4/2021).

Dia menerangkan, uji coba maupun uji klinis Vaksin Sinovac sudah dilakukan. Menurutnya, di Brasil hasil uji menunjukkan angka 50,4 atau 50,3 persen untuk Sinovac.

"Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merek lagi saat ini," tegas dia.

Iris menambahkah, hal yang terpenting vaksinnya tersedia dan aman. Soal efektivitas, menurut dia, tidak perlu diributkan.

"Nanti masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang, jadi enggak perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya. Segala penelitian kita lihat efektivitas vaksin," katanya pula.

Baca Juga: Gelar Piala Eropa 2020, Italia Izinkan 25 Persen Penonton Hadir di Stadion 

 

Efikasi vaksin, kata dia, tidak memiliki dampak pada kesehatan. Selanjutnya, juga tidak akan meracuni penerima vaksin, sehingga vaksin tetap aman digunakan.

Ditegaskan Iris, efikasi vaksin Covid-19 tidak bisa dibandingkan, karena efikasi tiap negara berbeda-beda.

"Kita lihat saja sambil waktu berjalan nanti efektivitas vaksin yang akan kita lihat nantinya," urainya.

Dikatakan Iris, dalam waktu dekat ada rencana mendatangkan Vaksin Moderna dan Pfizer dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan di Tanah Air. Menurut dia, sekitar 70 persen masyarakat Indonesia ditargetkan menerima vaksinasi COVID-19. Karena itu, vaksin yang dibutuhkan tentunya lebih banyak.

"Jadi, membutuhkan vaksin lebih banyak, kita menginginkan dari negara lain, untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai," pungkas Iris.

Artikel Menarik Lainnya

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X