Polda Banten mengungkap sisi lain dari Brigadir NP, oknum polisi yang membanting mahasiswa pendemo di Tangerang. Hal lain ini tentunya juga meringankan NP saat menjalani sidang etik hingga dikenakan sanksi berlapis.
"Brigadir NP selama 12 tahun berdinas tidak pernah dihukum baik, disiplin, kode etik profesi Polri juga sanksi pidana," kata Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (23/10/2021).
Shinto menyebut Brigadir NP kerap mengungkap kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Kasus yang berhasil diungkap terkait street crime, pembunuhan hingga narkotika.
"Dia juga aktif dalam pengungkapan kasus-kasus yang menjadi atensi publik seperti street crime, kasus pembunuhan bahkan pengungkapan kasus narkoba," papar Shinto.
Tak hanya itu, Brigadir NP ternyata memiliki sejumlah prestasi. Dia pernah mendapat penghargaan dari pimpinan atas kerja kerasnya mengungkap kasus kejahatan.
"Ada lima penghargaan yang didapat Brigadir NP, tiga penghargaan yang diberikan oleh Kapolda Banten yaitu berhasil mengungkap kasus pencurian dengan kekerasan dan kinerjanya ungkap kasus narkotika sabu 1,051 kg ekstasi dan kasus pembobolan ATM serta berhasil mengungkap curas di SPBU rest area km 43 A kecamatan Balaraja toko emas permata Tangerang dan pembuatan senjata api ilegal," bebernya.
Bukan cuma penghargaan dari Kapolda, Shinto menyebut Brigadir NP juga pernah mendapat penghargaan dari Kapolres karena berhasil mengungkap kasus pencurian dengan kekerasan dan berhasil mengungkap kasus pencurian dengan pemberatan terhadap senjata api milik anggota Polri beberapa waktu lalu.
Sederet dedikasi Brigadir NP ini meringankannya dalam proses sidang etik atas kasus pembantingan terhadap pendemo. Ditambah lagi, Brigadir NP memiliki keluarga yang tentunya meringankannya dalam sidang.
"Brigadir NP memiliki istri dengan tiga orang anak dan menjadi tulang punggung keluarga. Brigadir NP masih relatif muda," pungkas Shinto.
