Luhut Ngaku Punya Big Data Isi Suara Rakyat yang Ingin Pemilu Ditunda

- Sabtu, 12 Maret 2022 | 09:54 WIB
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta. (INDOZONE/Samsudhuha Wildansyah)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan bicara terkait munculnya wacana penundaan Pemilu 2024. Hal tersebut diungkapkannya di Youtube Deddy Corbuzier.

Dalam penjelasannya, Luhut mengklaim memiliki big data yang berisikan percakapan masyarakat hingga sebanyak ratusan juta melalui berbagai media sosial. Di sana, mereka menyuarakan terkait penundaan pemilu.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 10 jutalah," ucap Luhut yang dikutip Indozone, Sabtu (12/3/2022).

Luhut pun menyebutkan, sebagian rakyat menengah ke bawah yang menyuarakan penilaiannya di media sosial menginginkan suasana politik yang tenang, dan hanya ingin menjalankan roda perekonomian.

"Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ungkap Luhut.

"Sekarang lagi gini-gini, katanya, kita coba tangkap dari publik (dari data-data tersebut), ya itu bilang kita mau habisin Rp 100 triliun lebih untuk milih, ini keadaan begini, ngapain sih, ya untuk pemilihan presiden dan pilkada, kan serentak," tambahnya

BACA JUGA: Soal Transisi Covid-19 ke Endemi, Luhut: Kita Tak Perlu Latah Ikut-Ikutan Negara Lain

Lebih lanjut, Luhut menyebutkan bahwa seharusnya anggota partai yang berada di DPR mendengar suara yang diklaim berasal dari big datanya tersebut, dan mempertimbangkan aspirasi rakyat itu.

"Ya itu rakyat ngomong. Nah, ceruk ini atau orang-orang ini kan ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar, ada di mana-mana ceruk ini. Ya nanti kan dia akan lihat, mana yang mendengar suara kami," tandas Luhut.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X