PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sudah memulai proses revitalisasi 46 halte. Dari 46 halte yang diperbaiki, empat halte merupakan halte integrasi antarmoda. Mereka berada di Koridor I Transjakarta, Blok M - Jakarta Kota.
Dari empat halte tersebut, Halte Sarinah yang paling menarik perhatian karena terintegrasi dengan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah sekaligus JPO pertama di Indonesia.
JPO dengan tinggi delapan meter dan panjang lima belas meter ini dibangun saat pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Memiliki bentuk seperti huruf H karena setiap sisi memiliki dua tangga.
JPO memakan biaya pembangunan Rp2,3 juta atau setara dengan Rp300 juta dibandingkan dengan nilai saat ini.
Dana tersebut berasal dari pihak swasta. Diresmikan Bang Ali saat hari lahir Kartini, JPO ini akhirnya diberi nama JPO Kartini.
Maju ke saat ini. JPO Kartini dan Halte Sarinah sedang ditutup untuk umum. Halte Sarinah nasibnya sudah jelas sedang direvitalisasi oleh PT Transjakarta, sedangkan JPO Kartini belum ada kepastiaan.
Saat ini tangga JPO Kartini di sisi Sarinah sudah dibongkar. Tim IDZ Creators coba mengonfirmasi nasib JPO Kartini pada Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, namun belum ada jawaban.
Kalau merujuk dengan revitalisasi JPO Hotel Indonesia, Pemprov DKI Jakarta mengubah JPO menjadi pelican crossing. Sedangkan menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyebut JPO masih diperlukan.
"JPO masih dibutuhkan. Volume arus lalu lintas cukup tinggi," tutur Djoko.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.