Venesia Diterjang Banjir Terburuk Kedua dalam Sejarah

- Jumat, 15 November 2019 | 11:35 WIB
REUTERS/Manuel Silvestri
REUTERS/Manuel Silvestri

Rabu (13/11), 85 persen wilayah di kota Laguna, Venesia dilanda banjir. Banjir ini terjadi akibat gelombang pasang tertinggi dalam 50 tahun terakhir. Wali Kota Luigi Brugnaro bahkan mengatakan, "Venesia bertekuk lutut,".

Pada Selasa (12/11), ketinggian air mencapai 1,87 meter di atas permukaan lutut. Angka ini bahkan menjadi ketinggian tertinggi kedua yang pernah terjadi di kota Laguna. Tak hanya itu, angka ini juga hanya berbeda tujuh sentimeter dari banjir bersejarah yang terjadi pada tahun 1966.

-
REUTERS/Manuel Silvestri

Faktor angin kencang dan badai diperkirakan akan membuat membuat banyak daerah di kota tersebut tergenang banjir. Banjir yang merendam kota itu bahkan sampai merenggut nyawa seorang kakek berusia 70 tahun. Ia meninggal tersengat arus listrik saat memompa rumahnya di Pulau Pellestrina.

-
REUTERS/Manuel Silvestri

Selain itu, banjir juga merendam ruang bawah tanah Basilika Santo Markus yang menjadi keenam kalinya dalam kurun 1.200 tahun. Padahal ini adalah bangunan ikonik di kota tersebut. Banjir ini diperkirakan akan semakin memburuk pada Kamis (14/11).

Dalam konferensi pers, Brugnaro mengatakan bahwa untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir dibutuhkan biaya yang tak sedikit. Ia juga mengatakan bahwa kerusakan karena banjir cukup besar.

-
REUTERS/Manuel Silvestri

Tak hanya merendam rumah dan bangunan ikonik, banjir ini juga menggenangi sejumlah tempat wisata seperti St. Mark's Square adn LE Fenice Opera House.

Kota yang dikenal dengan labirin kanal ini kerap mengalami banjir  saat musim dingin. Angin kencang akan mendorong air laut dari Laut Adriatik Utara, kota Venesia. Banjir parah yang terjadi saat musim dingin ini dikenal sebagai acqua alta.

-
REUTERS/Manuel Silvestri

Wali Kota Luigi Brugnaro mengatakan, perubahan iklim yang terjadi akan membuat banjir di kota Laguna semakin parah. Melihat hal ini, ia memerintahkan beberapa pejabat untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan penghalang lepas pantai yang sudah lama tertunda.

Pembangunan penghalang lepas pantai dari banjir yang dikenal dengan MOSE ini, sudah lama tertunda karena skandal korupsi dan membengkaknya biaya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X