Iklim Indonesia Bikin Virus Korona Mati? Ini Kata Kemenkes

- Kamis, 6 Februari 2020 | 21:28 WIB
Tabung reaksi dengan label nama virus korona terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada tanggal 29 Januari 2020 (REUTERS/Dado Ruvic).
Tabung reaksi dengan label nama virus korona terlihat dalam ilustrasi ini yang diambil pada tanggal 29 Januari 2020 (REUTERS/Dado Ruvic).

Penyebaran virus korona terus meluas ke berbagai negara. Akan tetapi, belum ada laporan wabah itu terjadi di Indonesia hingga saat ini. 

Sejumlah spekulasi pun bermunculan. Salah satunya adalah isu yang menyebut virus korona bakal mati karena iklim tropis dan faktor genetik publik Tanah Air. 

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed, mengatakan sejatinya laboratorium di Indonesia mampu mendeteksi virus korona jenis baru tersebut. 

Akan tetapi, terkait karakteristik virus belum diketahui secara pasti.

"Apakah iklim dan cuaca memang mempengaruhi virus korona baru, ini masih berkembang riset penelitiannya. Sebab ini jenis virus baru, datanya masih dicari, dan kami masih mengikuti perkembangannya," kata Vivi.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, dr. Anung Sugihantono, M. Mes, menegaskan ketika berbicara penyakit yang paling penting adalah host, agent, dan environment

Menyangkut persebaran virus korona baru, host-nya adalah manusia, agent adalah 2019-nCoV, dan environment adalah kondisi di suatu lingkungan.

"Virusnya sudah diketahui, sekarang makin jelas, kemungkinan menyangkut tentang tahan pada suhu berapa itu sudah diketahui. Nah, sekarang bicara tentang host, seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Kesehatan, kekebalan tubuh orang per orang, etnis satu dengan yang lain pada penyakit karena agent tertentu itu berbeda-beda," ucap Anung dalam telekonferensi, Kamis (6/2/2020).

Kemenkes pun terus memonitor perkembangan virus korona. Faktor-faktor yang membuat virus ini belum ditemukan di Indonesia juga terus diselidiki.

"Ketiga soal environment. Sebagaimana yang teman-teman ketahui, kita tinggal di negara tropis, hidupnya masyarakat lebih banyak di luar ruangan. Pengaruhnya terhadap virus masih teliti secara scientific. Sampai saat ini kami melakukan pemantauan terhadap cause of death," ujar Anung.

Anung menambahkan, dalam kejadian kasus virus korona, Kemenkes tidak mendapatkan data yang signifikan terhadap peningkatan kematian karena pneumonia. Inilah yang kemudian jadi bahan kajian.

"Kami terus melihat karena ini akan jadi sebuah evaluasi terhadap apa yang kami tadi katakan, prevent, detect, dan record. Jadi terus terang kalau diminta scientific dengan bukti-bukti, kami belum bisa. Akan tetapi, ada bukti sampai saat ini kejadian pneumonia yang dilaporkan tentang kematian yang cukup meningkat atau sangat banyak atau apa itu belum ada," pungkas Anung.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X