Aksi Massa Demonstran Telah Membuat Miliarder Kehilangan Dolar

- Jumat, 16 Agustus 2019 | 17:56 WIB
Miliarder Peter Woo/Hong Kong Tatler/Youtube
Miliarder Peter Woo/Hong Kong Tatler/Youtube

Demonstran telah mengganggu kehidupan di Hong Kong selama 10 minggu dengan menutup jalan, menyebabkan pasar saham berubah, dan mengganggu penerbangan di bandara. 

Beberapa orang terkaya di Hong Kong merasa sudah cukup dengan aksi massa demonstran, termasuk di antaranya miliarder pengembang real estate, Peter Woo. 

"Sudah waktunya untuk berpikir secara mendalam." kata Woo, mantan ketua pengembang real estate Wheelock and Co yang menulis dalam Jurnal Ekonomi Hong Kong pada 12 Agustus 2019. 

Dilansir dari businessinsider.sg, menurut Bloomberg, "Melawan RUU ekstradisi adalah 'pohon besar' dari gerakan ini. Seruan besar satu-satunya ini telah diterima oleh pemerintah, sehingga pohon ini tumbang."

Lebih dari 1 miliar dolar telah hilang dari kekayaan pribadi Woo sejak protes dimulai. Kekayaan Woo sekarang bernilai 11 miliar dolar. Menurut Bloomberg Billionaire Index, Woo adalah orang terkaya kedelapan di Hong Kong.

Swire Pacific, pemilik maskapai Cathay Pacific, yang merupakan salah satu konglomerat Hong Kong lainnya menyerukan untuk mengakhiri kegiatan ilegal dan perilaku kekerasan. 

Pengembang real estate yang dijalankan oleh keluarga terkaya ketiga di Asia, Kwoks, juga menyerukan diakhirinya kerusuhan. "Serangkaian tindakan kekerasan baru-baru ini untuk menantang supremasi hukum telah merusak ekonomi Hong Kong dan secara serius memengaruhi kehidupan sehari-hari warga negara." Sun Hung Kai Properties mengatakan dalam sebuah pernyataan. 

Kekayaan bersih para milyarder Hong Kong sangat sensitif terhadap perubahan harga pasar. Pada tahun 2018, populasi dengan nilai kekayaan tinggi di Hong Kong mengalami penurunan kekayaan kolektif paling tajam di kawasan mana pun di seluruh dunia.

Menurut perusahaan konsultan teknologi Prancis Capgemini, kekayaan bersih dari penduduk terkaya Hong Kong turun 13 persen pada 2018, dibandingkan dengan rata-rata global 3%. 

Ribuan orang turun ke jalan-jalan di Hong Kong mulai Juli karena RUU ekstradisi dengan daratan Tiongkok dan sejak saat itu massa demonstran telah memperluas fokus mereka pada tindakan polisi dan sistem demokrasi mereka. 

Para pengunjuk rasa ikut memblokir pintu keberangkatan di bandara Hong Kong pada 13 Agustus 2019 yang menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan. Para demonstran memasang tanda-tanda meminta maaf kepada calon penumpang, dengan mengatakan mereka "berjuang untuk kebebasan kita."

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X