Era New Normal, Pengamat: Bagaimana Transportasi Umum di Indonesia?

- Jumat, 29 Mei 2020 | 11:14 WIB
Angkutan umum yang tengah menanti penumpang.(INDOZONE/Febio Hernanto)
Angkutan umum yang tengah menanti penumpang.(INDOZONE/Febio Hernanto)

Pengamat transportasi dariUnika Soegijapranata, Djoko Setijowarno, ikut buka suara soal kebijakan pemerintah terkait new normal dalam mengahadapi pandemi virus corona (Covid-19). 

Ia pun mempertanyakan apa yang bisa dilakukan Indonesia, terutama di sektor transportasi.

"Era new normal dalam sektor transportasi di negara-negara berkembang akan berbeda dengan di negara maju. Pandemi Covid-19 akan mendorong peningkatan kemiskinan dan pengangguran di negara berkembang, sehingga penggunaan transportasi publik menjadi pilihan utama," kata Djoko mengutip sebuah literatur, Jakarta, Jumat (29/5/2020).

Djoko menjelaskan, new normal istilah padanannya dalam Bahasa Indonesia ialah kenormalan baru. Ada lagi alternatif lainnya, seperti kewajaran baru atau kelaziman baru, bahkan kebiasaan baru atau bisa karena biasa, biasa yang baru.

Terkait ini, ia mengungkapkan bahwa negara lain di dunia sudah banyak melakukan kebijakan baru baik selama karantina Covid-19 hingga new normal mengemuka. Seperti yang dilakukan oleh Kolombia yang notabene sama dengan Indonesia sebagai negara berkembang.

"Wali Bota Bogota (Kolombia) Claudia Lopez, punya kebijakan selama masa karantina (pandemi Covid-19) menutup jalan sepanjang 117 km setiap hari agar pejalan kaki dan pesepeda dapat lebih leluasa bergerak. Kemudian menambah jaringan jalur sepeda sepanjang 60 km. Apakah hal yang sama akan dilakukan juga oleh para pemimpin daerah di Indonesia, di era new normal?" ungkapnya.

-
Transportasi umum di Jakarta.(Instagram/@pt_transjakarta)

Dia menambahkan, sebelumnya sejak tahun 2000 beroperasi, Kota Bogota sukses dengan program transportasi umum busway yang sekarang ditiru banyak negara. Transmilenio sendiri merupakan jenis bus rapid transit yang berada di Bogota, Kolombia. Moda transportasi ini pertama dibangun tahun 1998. 

"Transmilenio merupakan salah satu solusi angkutan massal perkotaan yang sangat efektif. Secara bersamaan, dibangun pula jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan selamat," jelasnya.

Di new normal, sambungnya, banyak kota di mancanegara mengurangi kapasitas transportasi umum dan mengalihkan ke perjalanan menggunakan sepeda. Khusus perjalanan jarak pendek, moda sepeda dan berjalan kaki benar-benar dikembangkan sedemikian rupa, agar aman, nyaman dan selamat. 

"Supaya tidak beralih ke penggunaan kendaraan pribadi secara berlebihan," imbuhnya.

-
Transportasi umum di Jakarta.(Instagram/@mrt)

Menurut Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat ini, dalam menerapkan new normal ditengah pandemi Covid-19, banyak aturan atau terobosan baru dilakukan negara-negara luar. Baik jalur pesepeda, pesawat atau maskapai penerbangan, transportasi darat seperti bus, kereta, dan lainnya. Semua ini sejalan dengan regulasi dan protokol kesehatan yang jelas, dan bahkan lebih maju lagi.

"New normal dalam transportasi, pemihakan pada transportasi umum dapat lebih ditingkatkan, minimal dipertahankan yang sudah ada. Kelengkapan penunjang jalur sepeda dan fasilitas pejalan kaki harus dibangun untuk perjalanan jarak pendek sebagai upaya memenuhi pengurangan kapasitas transportasi umum," bebernya.

"Kebijakan industri dan bisnis sepeda motor perlu ditata kembali, sehingga sepeda motor bukan menjadi hambatan untuk mengembangkan transportasi tidak bermotor (non motorized)," sambung dia.

Dikatakannya, selama ini Presiden Joko Widodo, sering memberikan hadiah sepeda di setiap ada pertemuan dengan masyarakat. Namun, perlu diikuti anjuran atau kewajiban ke setiap pemda agar membangun jalur sepeda di setiap kota di Indonesia, supaya sepeda yang diberikan dapat benar-benar bermanfaat.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X