Mengejutkan! Said Aqil Tuding Ajaran Wahabi dan Salafi Pintu Masuk Terorisme di Indonesia

- Selasa, 30 Maret 2021 | 20:06 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (Antaranews)
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj (Antaranews)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menuding aliran Wahabi dan Salafi sebagai satu di antara pintu masuk terorisme di Indonesia.

Hal ini diunglap Said saat mengisi webinar bertajuk 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme Untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' yang ditayangkan kanal YouTube TVNU, Selasa (30/3/2021).

"Kalau kita benar-benar sepakat, satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan atau menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya dong yang harus dihadapi. Benihnya, pintu masuk yang harus kita habisin. Apa? Wahabi. Ajaran Wahabi itu pintu masuk terorisme," kata Said dilansir ANTARA.

Said menegaskan, aliran Wahabi memang bukan terorisme. Namun, menurut dia, menjadi pintu masuk terorisme karena dianggap ajaran ekstrim.

"Wahabi bukan terorisme tapi pintu masuk. Kalau sudah Wahabi ini musyrik, ini musyrik, ini bid'ah, ini gak boleh, ini sesat, ini dholal, ini kafir, itu langsung satu langkah lagi, satu step lagi, sudah halal darahnya boleh dibunuh. Jadi benih pintu masuk terorisme adalah Wahabi dan Salafi. Wahabi dan Salafi adalah ajaran ekstrim," tutur Said.

Said mengatakan, aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3/2021), menunjukkan bahwa bahaya laten terorisme masih mengancam Indonesia.

Bahaya ini, kata Said, bukan lagi paham komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI). Melainkan terorisme dan radikalisme.

"Mohon maaf, saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita ini," kata Said.

Menurut Said, masih ada enam ribu terduga teroris yang belum tertangkap Kepolisian. Said pun menduga kelompok teroris ini merupakan bagian dari jaringan Jamaah Asharut Daulah (JAD).

Kelompok itu, kata dia, bisa lebih ekstrim dibanding Jamaah Ansharut Tauhid pimpinan Abu Bakar Baasyir. Sebab, lanjutnya, JAD beranggapan bahwa seluruh pihak yang berseberangan dengan mereka adalah kafir.

"Beda dengan Ansharut Tauhid, JAT Abu Bakar Baasyir itu yang disasar non-Muslim, gereja, non-Muslim yang harus dihabisi. Kalau JAD, kita semua halal darahnya," ujar Said.

Lebih lanjut, Said pun meminta aparat tidak ragu menindak kelompok maupun jaringan terorisme di Indonesia.

Apalagi, agama Islam dan Al Quran tidak pernah mengajarkan untuk melakukan aksi kekerasan. Termasuk aksi terorisme hingga membunuh orang lain.

"Saya harap kepada polisi tidak ragu, gamang dalam memberantas terorisme. Kalau mau dalil, saya kasih dalilnya," ujar Said.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X