Propam Polri sudah memeriksa Kombes Rachmad Widodo terkait laporan penganiayaan yang dilaporkan oleh keluarganya sendiri. Mabes Polri menyebut Kombes Rachmad melanggar kode etik kepolisian.
"Yang jelas dia telah melanggar kode etik kemasyarakatan tentunya nanti dari penyidik Divisi Propam yang menggali itu," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setyono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/7/2020).
Awi menyebit pihak Propam masih mengusut kronologi kasus itu khususnya detik-detik saat Kombes Rachmad berdebat dengan keluarganya. Mabes Polri sendiri masih menunggu hasil dari pemeriksaan Propam.
"Bagaimana dia bisa berantem dengan istri dan anaknya sampai melakukan pemukulan dan seterusnya. Tentunya itu etika kemasyarakatan yang dilanggar. Kalau ada melanggar kedisiplinan nanti pimpinan menilai itu, tentunya kita tunggu hasil disiplin dulu atau kode etik kita lihat," beber Awi.
Lebih jauh Awi menyebut pihak Propam sudah memeriksa Kombes Rachmad. Dalam pemeriksaan itu, pihak Propam melakukan klarifikasi terkait laporan yang dibuat oleh korban.
"Perlu diketahui bahwasannya ini saling melapor, makanya kemarin sempat rekan-rekan menanyakan sebenarnya bagaimana kronologisnya? Tentunya kita menunggu klarifikasi karena memang laporan polisi Kombes RW menyatakan telah terjadi pencurian dan pengeroyokan, pencurian dalam keluarga," kata Awi.
Seperti diketahui, Polres Metro Jakarta Utara mendapatkan dua laporan berbeda prihal kasus ini. Laporan pertama dibuat oleh keluarga korban berinisial LF dengan kasus KDRT.
LF mengaku dianiaya oleh suaminya. Tak hanya itu, anak dan keponakannya juga disebut-sebut mengalami hal yang sama demi membela pelakor.
Sedangkan, Kombes Rachmad juga membuat laporan balik terkait kasus penganiayaan. Dalam laporan ini, dia melaporkan anaknya sendiri.
