Federasi Malaysia Terancam Bubar Akibat Polemik Kata 'Allah', Serawak & Sabah Minta Pisah

- Sabtu, 20 Maret 2021 | 13:32 WIB
Sultan Johor, Ibrahim Iskandar (Facebook/Sultan Ibrahim Sultan Iskandar)
Sultan Johor, Ibrahim Iskandar (Facebook/Sultan Ibrahim Sultan Iskandar)

Negara Federasi Malaysia terancam bubar gara-gara polemik menyusul keputusan penggunaan kata 'Allah' oleh umat non muslim diperbolehkan Pengadilan Tinggi Malaysia.

Adalah Peter John Jaban (Panglima Ribut), tokoh masyarakat Suku Dayak di Negara Bagian Sarawak, menyebutkan Federasi Malaysia harus dibubarkan terlebih dahulu.

“Jangan main-main dengan kami orang Dayak. Sabah dan Sarawak, harus memisahkan diri dari Federasi Malaysia, apabila tetap dilarang,” kata Peter John Jaban melansir Suarapemredkalbar, Sabtu, (20/3/2021).

Peter John Jaban menanggapi Channel News Asia, Selasa, 16 Maret 2021, melaporkan Pemerintah Federasi Malaysia, melakukan banding, untuk membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Malaysia, Senin, 15 Maret 2021, di mana ditegaskan, umat non Islam di Malaysia, boleh menggunakan kata Allah, Baitullah (rumah Tuhan) dan Sholat (ibadat).

-
Peter John Jabat atau Panglima Ribut. (Foto/theborneocase.com)

 

Bahkan Sultan Johor, Ibrahim Iskandar melansir Channel News Asia mendukung keputusan pemerintah Federal untuk mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan yang membatalkan larangan resmi yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan mengizinkan non muslim di negara itu untuk menggunakan "Allah" untuk merujuk pada Tuhan.

Pekan lalu, Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur memutuskan untuk umat non muslim menggunakan "Allah" dalam publikasi keagamaan untuk tujuan pendidikan, mencabut larangan yang telah ditetapkan dari tahun 1986.

Seorang hakim memutuskan larangan itu tidak konstitusional, karena konstitusi Malaysia menjamin kebebasan beragama.

Namun pemerintah mengajukan gugatan ke pengadilan banding dengan mengatakan "tidak puas" dengan putusan tersebut

"Saya meminta pemerintah federal untuk melanjutkan banding dalam proses ini. Bahkan, saya akan mengarahkan Dewan Agama Islam Johor untuk mengambil tindakan yang diperlukan. dan memberikan dukungan untuk upaya banding," ujar Sulatan dalam sebuah pernyataan yang diposting di halaman Facebook-nya pada Kamis kemarin.

"Nama 'Allah' diberikan oleh-Nya, dan tidak berasal dari akar kata apa pun, tetapi istilah khusus yang mengacu pada Allah ... Tuhan yang disembah oleh umat Islam," tulisnya.

Sultan, yang merupakan pemimpin Islam di Johor, mengatakan bahwa kepekaan Muslim, serta kesepakatan kehidupan multiras dan multi-agama harus dipertimbangkan dalam setiap keputusan.

Penguasa itu mengatakan dia sedih dengan bagaimana istilah "Allah" digunakan untuk merujuk pada tuhan yang tidak disembah oleh Muslim, karena dia khawatir hal itu dapat memicu kontroversi dan menimbulkan kesan buruk pada kerukunan di antara orang-orang di Johor.

Sultan juga mengutip fatwa yang dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian Johor pada tahun 2009, yang menyatakan bahwa penggunaan kata "Allah" oleh non-Muslim "tidak diizinkan, tidak diperbolehkan dan dilarang".

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X