Virtual Archive Trap, Upaya Hilangkan Candu pada Internet

- Jumat, 14 Juni 2019 | 17:14 WIB
Shutterstock
Shutterstock

Di era teknologi saat ini, hampir seluruh kalangan masyarakat menjadikan internet sebagai kebutuhan primer. Hal ini telah dianggap sebagai rutinitas harian. Tak jarang, orang-orang kerap membawa ponsel atau gadget ke mana saja agar tidak lepas dari akses internet.

Lewat internet, komunikasi seakan tanpa batas dan berlangsung sangat cepat. Sayangnya, hal ini tidak selalu berdampak baik. Manusia akan merasa jenuh dengan aktivitas yang terkesan itu-itu saja. Cepat atau lambat, kondisi itu dapat mengurangi kemampuan kognitif pada otak manusia.

-
Pixabay

Seorang neurosaintis asal Jerman, Manfred Spitzer, menyebut kondisi itu dengan istilah digital dementia. Artinya, terjadi penurunan daya pikir dan kemampuan kognitif seseorang akibat penggunaan teknologi digital dalam frekuensi tinggi.

Bukan hanya itu, kondisi tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan emosional dan fisik seseorang. Ketergantungan akan internet dapat melemahkan memori atau daya ingat seseorang.

Studi menunjukkan bahwa semakin lama seseorang fokus untuk mengambil gambar atau video suatu kejadian, maka semakin cepat pula peristiwa itu terlupakan.

Untuk mengatasi kondisi itu terjadi pada seseorang, seorang pakar psikologi dari SWPS University of Social Sciences and Humanities, Jacob Kus, menyarankan sebuah upaya dinamai "virtual archive trap".

-
Pixabay

"Anda tidak harus mengambil gambar untuk setiap tempat yang anda kunjungi, setiap makanan dan setiap menit kehidupan anda untuk kemudian dibagikan secara online. Biarkan diri anda untuk benar-benar menikmati dan mengalami momen, dan lupakan segala hal seperti pose yang sempurna atau frame terbaik untuk foto anda," kata Kus.

Dalam pengertian sehari-hari, upaya ini bisa disebut dengan puasa internet. Bukan berarti melarang mengakses internet. Hanya, perlu dilakukan jeda atau berhenti sejenak.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X