Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mengatakan sangat memahami mengapa Indonesia tak masuk dalam daftar kunjungan Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris yang datang ke kawasan Asia Tenggara.
Dia berujar hal ini tidak lepas sudah adanya pertemuan antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Washington DC.
"Karena Selasa yang lalu Menlu Retno Marsudi baru saja bertemu dengan Menlu Amerika Serikat, Antony Blinken di Washington DC," kata Christina kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).
Politisi Partai Golkar ini berkata pertemuan antara Menlu Indonesia dan Menlu AS tersebut merupakan dialog strategis sejak peresmian kemitraan kedua negara pada tahun 2015 lalu. Kemudian pertemuan ini membahas beragam isu.
"Berbagai isu masuk dalam pokok pembahasan, antara lain dampak pandemi virus, sengketa Laut Cina Selatan, peningkatan hubungan ekonomi, kolaborasi menyangkut keamanan siber, pendidikan, dan lain-lain," jelasnya.
Maka dari itu, sambung Christina, membuat Kamala Harris tak memilih Indonesia untuk masuk ke dalam daftar kunjungannya. Pasalnya, kunjungan Wapres AS ini memang belum diperlukan, mengingat baru saja terlaksana pertemuan melalui Menlu masing-masing negara.
"Dalam konteks ini kunjungan Wapres Harris belum diperlukan, karena sudah ada kesepahaman antarnegara yang siap diimplementasikan pasca pertemuan kedua Menlu," tutup dia.
Sebelumnya Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Fadli Zon memberikan komentarnya terkait rencana kunjungan kenegaraan Wakil Presiden AS Kemala Harris ke negara kawasan Asia Tenggara.
Fadli Zon mengaku merasa aneh dan heran sebab Indonesia tidak masuk ke dalam daftar kunjungan Kemala Harris.
"Cukup aneh, RI tak masuk daftar kunjungan Wapres AS Kemala Harris ke Asia Tenggara," cuit Fadli Zon melalui akun Twitter @fadlizon dikutip Indozone, Kamis (5/8/2021).
