Tulis Dugaan Rasis ‘Menutup Kepala ala Manusia Gurun’, Rektor ITK Kena Kritik Mahfud MD

- Minggu, 1 Mei 2022 | 10:32 WIB
Budi Santosa Purwokartiko (Dok. its.ac.id) dan Mahfud MD. (Dok. Setkab)
Budi Santosa Purwokartiko (Dok. its.ac.id) dan Mahfud MD. (Dok. Setkab)

Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko membuat polemik karena tulisannya di media sosial dianggap mengandung unsur SARA.

Budi dalam tulisannya terlihat seperti tidak menyukai terhadap mahasiswa yang mengucapkan ajaran Islam seperti, Insya Allah, barakallah hingga qadarullah.

Tulisan itu diposting Budi pada 27 April 2022 di Facebook. Tulisannya kemudian menyebar lintas platform media sosial dan menjadi viral karena dinilai bemuatan rasis.

Baca juga: Sebelum Didepak Ten Hag, Ronaldo Disarankan Gabung PSG

“Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang. Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada dua cowok dan sisanya cewek,” penggalan tulisan Budi yang dinilai SARA mengutip unggahan Twitter @Mdy_Asmara1701, Minggu (1/5/2022).

“Dari 14, ada dua tidak hadir. Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar open mind. Mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju, seperti Korea, Eropa Barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi,” lanjut tulisan Budi.

 

 

Mahfud MD Kritit Keras

Menyikapi tulisan Budi Santosa Purwokartiko, Menkopolhukam, Mahfud MD melayangkan kritik keras. Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter-nya @mohmahfudmd.

Ia menjelaskan apa yang disampaikan Budi Santosa sangat tidak bijaksana. Baginya kata-kata seperti Insya Allah adalah baik bagi irang-orang beriman.

“Memuji-muji sebagai mahasiswa/i hebat hanya karena mereka tidak memakai kata-kata agamis, ‘Insyaallah, qadarallah, syiar’ sbgmn ditulis oleh Rektor ITK, itu juga tdk bijaksana. Itu adalah kata-kata yang baik bagi orang beriman, sama dengan ucapan Puji Tuhan, Haleluya, Kersaning Allah, dll,” tulis Mahfud MD.

Dia menambahkan bahwa sudah sejak lama sejumlah profesor dari universitas ternama di Indonesia, yang sebelumnya tidak mengenakan hijab kini memilih memakai hijab.

“Sejak tahun 1990-an banyak sekali profesor=profesor di kampus besar seperti UI, ITB, UGM, IPB, dll yang tadinya tidak berjilbab menjadi berjilbab. Ibu Dirut Pertamina dan Kepala Badan POM juga berjilbab. Mereka juga pandai-pandai tapi toleran, meramu keislaman dan keindonesiaan dalam nasionalisme yang ramah,” tutur Mahfud.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X