Pemberontak Kachin Tembak Jatuh Helikopter Junta Myanmar

- Selasa, 4 Mei 2021 | 14:07 WIB
Kiri: ilustrasi helikopter militer. (Freepik), tangkapan layar video benda diduga helikopter jatuh di wilayah Myanmar. (REUTERS).
Kiri: ilustrasi helikopter militer. (Freepik), tangkapan layar video benda diduga helikopter jatuh di wilayah Myanmar. (REUTERS).

Di tengah perlawanan yang sedang berlangsung terhadap junta militer, kelompok pemberontak yang kuat di Myanmar mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter militer pada hari Senin (3/5/2021).

Seorang juru bicara Tentara Independen Kachin, salah satu kelompok pemberontak paling kuat di negara bagian paling utara Kachin yang berbatasan dengan Tiongkok, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa insiden itu terjadi di saat militer Myanmar, yang juga dikenal sebagai Tatmadaw melancarkan serangan udara.

"Tatmadaw melancarkan serangan udara beberapa hari lalu, tetapi aksi hari ini mencakup tiga jet tempur dan satu helikopter. Kami menembak jatuh helikopter itu sekitar pukul 10 pagi (0330GMT) hari ini," kata Kolonel Naw Bu, seorang petugas informasi kelompok pemberontak.

Dia menolak mengatakan jenis senjata apa yang digunakan untuk menembak jatuh helikopter militer.

Dia mengklaim bahwa serangan udara Senin menargetkan bukit Alaw Bun di kota Moemauk dekat perbatasan Myanmar-Tiongkok di Kachin yang dianggap oleh kedua belah pihak secara strategis penting untuk mendapatkan kekuasaan militer atas daerah sekitarnya.

Seorang mahasiswa kedokteran, yang merupakan penduduk Yangon tetapi sekarang di negara bagian Kachin menunggu untuk mengikuti pelatihan tempur, telah menyaksikan penembakan helikopter tersebut.

"Helikopter itu terkena rudal portabel FN-6 yang ditembakkan oleh pejuang Kachin. Helikopter itu terbakar di langit dan jatuh di dekat sebuah desa," katanya kepada Anadolu Agency melalui telepon pada hari Senin, tanpa menyebut nama.

Baca Juga: Pria Ini Temukan Tas Berisi Uang dan Emas di Dalam Sofa Bekas yang Ditemukannya di Jalan

Pihak militer belum membuat pengumuman apapun atas insiden tersebut.

Myanmar telah mengalami pergolakan sejak 1 Februari ketika kepala angkatan bersenjata Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintah terpilih yang dipimpin oleh Penasihat Negara Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint dalam kudeta pertama negara itu sejak 1988.

Junta juga menahan Suu Kyi, Myint, dan 3.555 orang lainnya setelah kudeta tersebut, mengakhiri satu dekade pemerintahan sipil yang rapuh.

Partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan umum November tahun lalu, tetapi militer mengatakan kecurangan dalam pemilihan telah memaksanya untuk merebut kekuasaan.

Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik di negara itu, protes pro-demokrasi telah terjadi di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri sejak saat itu ketika junta menewaskan 765 pengunjuk rasa sejauh ini.

PBB dan kelompok hak asasi telah menyatakan keprihatinan atas penggunaan kekuatan yang tidak proporsional oleh junta militer terhadap pengunjuk rasa tidak bersenjata.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X