Tim peneliti gabungan dari Universitas Negeri Gorontalo, Ecohealth, Feredrik Indonesia, Usaid dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan penemuan hewan endemik kelelawan di Desa Olibu, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo, positif mengandung virus korona.
Menurut peneliti, virus korona yang ditemukan dalam penelitian pada tahun 2009 - 2013 tersebut, memiliki kesamaan dengan virus korona baru yang tengah mewabah.
Terkait hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan tanggapan. Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, dr. Anung Sugihantono, M. Kes penemuan virus tersebut tidak perlu dikhawatirkan berlebih.
"Ya enggak apa-apa. 'Kan di kelelawar," ujar Anung saat dihubungi Indozone melalui pesan singkat, Selasa (4/2/2020).
Di Indonesia kasus virus korona baru pada manusia memang belum ada yang terkonfirmasi. Dari 38 spesimen yang diteliti, semuanya memiliki hasil negatif. Namun, tingkat kewaspadaan terhadap virus tetap harus ada.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes memiliki tanggapan berbeda. Menurutnya, penemuan virus pada binatang harus dikonfirmasi ke Kementerian Pertanian (Kementan).
"Virus itu ditemukan di kelelawar, tanya Kementan yang berhubungan dengan peternakan. Sebab virus adanya di hewan," kata Wiendra saat ditemui, Selasa (4/2/2020) di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan.
Wiendra menambahkan, hingga saat ini belum ada diskusi lebih lanjut di Kemenkes terkait penemuan virus korona di kelelawar yang ada di Gorontalo. Namun tak menutup kemungkinan ke depannya ada pembahasan mengenai hal tersebut.