Miris, Guru Dominasi Pelaku Kekerasan Seksual di Sekolah 

- Senin, 9 Desember 2019 | 11:33 WIB
Komisioner KPAI, Retno Listyarti. (Indozone/Nani Suherni)
Komisioner KPAI, Retno Listyarti. (Indozone/Nani Suherni)

Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) mendata jumlah kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah sepanjang tahun 2019.

Untuk kekerasan seksual dari Januari hingga Oktober 2019 tercatat ada 17 kasus kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 89 anak, terdiri dari 55 anak perempuan dan 34 anak laki-laki.

Mirisnya 88 persen adalah pelakunya merupakan guru, dan kepala sekolah 22 persen. Berikut datanya:

  1. Guru Olahraga: 40 persen (6 0rang)
  2. Guru Agama: 13,33 persen (2 orang)
  3. Guru Seni: 6,66 persen (1 orang)
  4. Guru Komputer: 6,66 persen (1 orang)
  5. Guru IPS: 6,66 persen (1 orang)
  6. Guru Kelas: 26,66 persen (4 orang)

Sementara, angka paling besar adalah lingkungan SD sebanyak 11 kasus (64,70 persen), SMP 4 kasus (23,53 persen) dan 2 kasus (11,77 persen) di jenjang SMA.

"Modus yang dilakukan pelaku biasanya korban diajari matematika tetapi selesai jam belajar sehingga suasa sepi, korban diajak nonton film porno saat jam istirahat, ada juga korban yang diancam mendapat nilai jelek," ungkap Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam paparannya di Hotel Rivoli, Senin (9/12).

Ia menjelaskan, korban paling banyak di jenjang SD karena mereka mudah diiming-imingi, takut diancam dan belum paham soal aktivitas seksual. 

Lokasi yang kerap menjadi lokasi kekerasan seksual adalah di ruang kelas, di ruang kepala sekolah, di kebun belakang sekolah, di ruang laboratorium komputer, ruang ganti pakaian dan perpustakaan. 

"Alasan CCTV belum ada di sekolah menjadikan lokasi tersebut tak terpantau oleh kamera pengaman," tuturnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X