Diresmikan Presiden Jokowi Hari Ini, Underpass NYIA Kaya Nilai Seni

- Jumat, 31 Januari 2020 | 08:51 WIB
Underpass NYIA di Kulonprogo, Yogyakarta yang bakal diresmikan Presiden Jokowi, Jumat (31/1/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Underpass NYIA di Kulonprogo, Yogyakarta yang bakal diresmikan Presiden Jokowi, Jumat (31/1/2020). (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Ada cerita menarik di balik pembangunan underpass New Yogyakarta International Airport (NYIA), Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, yang bakal diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (31/1/2020).

Tak hanya berfungsi sebagai penyambung jalur Pansela yang terputus akibat pembangunan Bandara NYIA, underpass tersebut seakan menjadi etalase kebudayaan Yogyakarta.

Rupanya, ini tak lepas dari jasa Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Sehingga, underpass sepanjang 1,4 kilometer tersebut memiliki ornamen yang khas pada dindingnya.

"Ini adalah bagian dari kearifan lokal yang dikombinasikan, bahwa yang namanya teknis itu tidak harus kaku. Kita bisa mengadopsi kearifan lokal," ujar Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sugiyartanto kepada Indozone, saat meninjau persiapan peresmian underpass NYIA di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Kamis (30/1/2020). 

Sugiyartanto mengungkap, khusus untuk pembangunan underpass NYIA tersebut, sentuhan-sentuhan kearifan budaya lokal diusulkan langsung oleh Sri Sultan HB X. Menurutnya, seluruh ornamen yang terdapat pada underpass tersebut, memiliki makna tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi sosial kemasyarakatan wilayah tersebut. 

"Kebetulan 'Ngarso Dalem' (sebutan untuk Sri Sultan HB X) memberikan masukan untuk ornamen ciri khas underpass ini, yaitu menggunakan muatan lokal dari kesenian budaya lokal. Ini kita lakukan untuk memberikan gambaran bahwa membangun infrastruktur itu juga harus memperhatikan lingkungan," ungkapnya.

-
Ornamen 3D berbentuk orang menari Jatilan yang terdapat di sepanjang underpass NYIA (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional X, Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Akhmad Cahyadi menjelaskan lebih detil. Setidaknya ada dua ornamen bermuatan lokal yang sangat mencolok pada underpass sepanjang 1,4 KM tersebut, yaitu adanya ornamen 3D (tiga dimensi) bergambar orang menari dan juga terdapat ornamen Kala Makara. 

"Jadi kalau kita jalan, itu ada Tari Jatilan dan Angguk Tenteng. Tari Jatilan itu merupakan tari tradisional dari Yogyakarta, sedangkan Tari Angguk Tenteng itu adalah tari asli dari Kulonprogo. Kita memang secara khusus menggandeng seniman, kuratornya. Itu nanti kalau kita lihat ornamen penarinya itu membentuk gerakan menari, jika dilihat sambil berjalan dengan kecepatan 40-50 km/jam," terang Akhmad menjawab pertanyaan indozone dalam kesempatan berbeda. 

Adapun ornamen Kolo Mangkoro yang terdapat di mulut underpass, lanjut Akhmad, merupakan jenis ukir-ukiran khas yang juga terdapat pada ornamen di Tamansari, Yogyakarta

"Ini mengingatkan bahwa kita sedang di Yogyakarta. Ini semua kita tampung dan kita angkut disini sebagai muatan lokal," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X