Panglima TNI Buka Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses

- Rabu, 13 November 2019 | 16:13 WIB
'Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2019. (Puspen TNI)
'Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2019. (Puspen TNI)

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto takjub dengan kekayaan ragam budaya yang dimiliki Indonesia. Pun demikian, Marsekal Hadi juga mengakui dan mengapresiasi ragam budaya yang dimiliki negara-negara lain, yang semuanya memiliki ciri khas kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

Terkait hal itu, Panglima TNI mengapresiasi penyelenggaraan 'Gebyar Karya Pertiwi dan Military Attache Spouses Culture 2019' yang digelar di Gedung Balai Sudirman, Jakarta Selatan pada 13-15 November 2019. 

"Ini bagian dari rangkaian HUT ke-74 TNI. Saya sangat menghargai prakarsa kegiatan ini. Dalam satu tempat, kita tidak hanya dapat melihat kekayaan budaya Indonesia. Kita juga dapat mengetahui kekayaan budaya dari negara-negara sahabat," jelas Panglima TNI saat membuka kegiatan ini, Rabu (13/11).

Lanjut Panglima TNI, dirinya berterima kasih dan memberikan penghargaan kepada seluruh Atase Pertahanan negara sahabat beserta istri, yang turut serta dalam kegiatan ini. Para Atase ini berasal dari Inggris, Spanyol, Rusia, Jepang, Tiongkok,  Brazil, Korea Selatan, Pakistan, Polandia, Australia, Selandia Baru, Kanada, Singapura, Meksiko, Thailand, Brunei Darusssalam, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Papua Nugini.  

-
(Puspen TNI)

 

"Kegiatan ini juga mengedepankan peningkatan ekonomi kreatif, sesuai dengan program pemerintah. Total ada tiga jenis kegiatan yang dihelat kali ini, yakni bazaar produk yang menampilkan 198 stan produk kreatif dan berkualitas dari fashion, kuliner dan kriya, termasuk diikuti oleh Atase Pertahanan. Kemudian pertunjukan seni dan budaya Nusantara yang melibatkan Atase Pertahanan negara sahabat, serta workshop pemasaran produk unggulan berbasis digital," papar Panglima TNI.

Panglima TNI menambahkan, kreatifitas ekonomi di era revolusi industri 4.0 sangat menentukan Indonesia, dalam mengambil manfaat dari perkembangan tekmologi yang ada. Misalnya saja teknolohi komunikasi.

"Teknologi komunikasi memungkinkan manusia menjangkau dunia dengan mudah, membuka peluang yang begitu besar. Bila kita dapat memanfaatkannya untuk kegiatan positif, maka paradoks disrupsi teknologi dapat kita minimalisir," pungkas Panglima TNI.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X