Gawat, Indonesia Terancam Kehilangan Devisa Rp156 T Tahun Ini

- Kamis, 16 April 2020 | 15:55 WIB
Menparekraf Wishnutama. (Kemenparekraf)
Menparekraf Wishnutama. (Kemenparekraf)

Indonesia terancam kehilangan devisa negara dari sektor pariwisata senilai US$10 miliar (setara dengan Rp156 triliun) sebagai imbas dari mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pada 2018 lalu, total devisa negara dari sektor pariwisata dilaporkan mencapai US$20 miliar (setara dengan Rp312 triliun) dari total jumlah kunjungan wisatawan asing yang mencapai 16 juta wisatawan.

"Kerugian bisa bertambah atau berkurang bahkan tergantung itu. Mungkin potensi dari devisa saja itu kurang lebih tahun lalu kan kita dapat devisa sekitar US$20 miliar ya dari pariwisata, mungkin tahun ini bisa sekitar separuhnya gitu ya," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio dalam video confference hari ini, Kamis (16/4/2020).

"Bahkan lebih daripada separuhnya gitu ya kehilangan devisa daripada pariwisata, tergantung kapan lagi berhentinya (Covid-19) ini," sambungnya.

Kehilangan potensi devisa dari sektor pariwisata tak lepas dari sepinya pelancong dari berbagai negara ke Indonesia. Tahun ini, bukan tidak mungkin angka turis asing bisa menurun secara signifikan.

"Ini tergantung kapan (Covid-19) berhenti. Jadi diperkirakan tahun ini dari 16 juta wisatawan (tahun 2019), tahun ini sekitar 5 juta wisatawan. Jadi kira-kira masing-masing 1.200 ASPA per kunjungan," ungkapnya.

Wishnutama memprediksi, industri pariwisata Indonesia baru akan pulih pada 2021. Asumsi tersebut bisa terjadi, apabila memang pandemi Covid-19 bisa benar-benar selesai di akhir 2020, sesuai perkiraan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Memang sektor pariwisata perlu rebound pasca pandemi, tapi butuh staging, nggak bisa langsung. Yang penting kita bisa melalui ini dengan baik. Saya justru meyakini, karena kita mengalami proses yang luar biasa. Justru sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa lebih baik dari sebelumnya," tuturnya.

"Secara bertahap, perlu kita kembalikan lagi konektivitas pesawatnya ya kan, misalnya dulu ada 10 umpamanya ada 10 pesawat Garuda ke luar negeri, sekarang cuma ada 2, nah kita mesti balikin lagi, ada 10 pesawat. Ini contoh ya, kita kembalikan satu-satu nggak bisa langsung jebret," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Gempa 5,3 Magnitudo Guncang Gorontalo Dini Hari

Kamis, 25 April 2024 | 14:57 WIB
X