Pemerintah Kota Makassar mengucurkan dana sebesar Rp17 miliar untuk pembangunan smart toilet alias toilet pintar. Namun sayangnya hasilnya tak sesuai yang diharapkan. Proyek pembangunan toilet tersebut tersebar di beberapa SD dan SMP di Makassar.
Pembangunan toilet ini bertujuan agar para siswa dapat menjaga kebersihan. Konsep toilet dibuat canggih seperti di mall. Sayangnya, alih-alih menjadikan toilet keren bak di negara maju, justru ada yang menjadikannya sebagai gudang. Salah satunya berada di SDN Komp Sambung Jawa.
“Toilet ini sudah lama dibangun sekitar 3 tahun yang lalu. Memang kondisi sekarang toiletnya tidak digunakan lagi. Kadang digunakan sebagai gudang tempat menyimpan sapu lidi dan perkakas kebun,” ujar Sina, Bendahara SDN Komp Sambung Jawa kepada Retno Mandriyarini, Tim Z Creators.
Toilet pintar sebenarnya didesain enggak hanya untuk buang hajat saja. Tetapi juga dilengkapi dengan bangku-bangku di bagian luarnya agar anak-anak bisa membaca dengan duduk di bawah pohon tersebut.
Alih-alih siswa duduk santai sambil baca, nyatanya aroma tak sedap dari dalam toilet tercium sampai keluar. Kondisi toilet pintar ini tidak sesuai ekspektasi seperti toilet canggih pada umumnya.
Terdapat empat kamar toilet kecil dengan dipisah oleh dua bagian bangunan. Sekat pemisah bilik toilet sangat rapuh, sehingga jika pintu dibuka maka rawan jatuh. Kamar mandinya tidak bisa terpakai, ada genangan air dan kotor.
Tidak hanya kamar kecil yang tidak bisa dipakai, wastafel dengan kondisi air menggenang dan tempat pembuangan air yang tidak baik. Kaca yang dipajang juga tidak aestetik serta saklar lampu yang rusak.
Tidak terdapat pembuangan tinja dengan konsep septi tank biotec. Septi tank biotec ini meruapakan alat tampung kotoran yang langsung diproses oleh bakteri dan ramah lingkungan.
Faktanya, kotoran justru mengambang di atas toilet dan tidak bisa masuk ke dalam tangki pembuangan tinja. Sangat disayangkan proyek toilet pintar gagal dan menelan banyak dana dalam pembangunannya.
Proyek Pemkot Makassar ini dikerjakan oleh CV Mulia Jaya Persada. Namun kini diincar Kejaksaan karena diduga ada penyimpangan.
“Saya kurang tahu ya mbak, dana mengenai toilet pintar ini. Dana yang sekolah kelolah itu Dana BOS yang diterima sekolah ini ratusan juta. Kalau pembangunan sendiri dilihat dari kondisi toilet nya tidak sampai milaran itu,” pungkas Sina.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
