Apa Penyebab Negara Disebut 'Bangkrut' Seperti Sri Lanka? Ini Alasannya!

- Kamis, 23 Juni 2022 | 11:20 WIB
Protes warga Sri Lanka akan krisis ekonomi (forbes.com)
Protes warga Sri Lanka akan krisis ekonomi (forbes.com)

Berbagai penyebab krisis dunia seperti pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina membuat dunia mengalami goncangakan yang dahsyat. 

Beberapa negara hingga sektor yang ada di dalamnya, seperti kesehatan, pangan, energi hingga keungan pun ikut terganggu akibat hal ini. 

Sebuah negara yang tidak cukup memiliki fundamental yang baik bahkan dapat mengalami kebangkrutan karena berbagai serangan krisis ini. Hal ini terjadi kepada beberapa negara di dunia, dan baru-baru ini kepada Sri Lanka

Lantas, apakah alasan sebuah negara dapat disebut 'bangkrut' dan bagaimana dampaknya terhadpa negara tersebut? Simak ulasan lengkapnya berikut ini. 

Pengertian Negara Bangkrut 

-
Ilustrasi krisis ekonomi (weforum.org)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangkrut adalah kondisi di mana suatu perusahaan mengalami kerugian besar hingga membuat habisnya harta perusahaan. 

Dalam halnya sebuah negara bangkrut, menurut Corporate Finance Institute, kebangkrutan berarti status hukum dari seseorang atau entitas, seperti perusahaan atau lembaga pemerintah tidak mampu membayar hutangnya kepada kreditur. 

Hal ini umumnya diprakarsai oleh debitur dan dijatuhkan oleh pengadilan.

Apa Alasan Sebuah Negara Disebut 'Bangkrut'?

-
Sri Lanka krisis ekonomi (en.wikipedia.org)

Dikutip dari sebuah publikasi Universitas Sumatera Utara, kebangkrutan sebuah negara dapat diprakarsai oleh beberapa faktor, seperti konflik dalam pemerintahan, ketidakmampuan memberikan pelayanan publik, tingginya tingkat korupsi kriminal dan minimnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Akan tetapi, terdapat faktor umum yang menyebabkan negara bangkrut, yaitu menurunnya perekonomian yang tajam sehingga mengakibatkan banyaknya utang negara

Dalam sebuah teori yang ideal, Pemerintah membayar kewajiban melalui pendapatan dari pahak dan investasi. Namun, sama halnya seperti individu pada umumnya, Pemerintah juga turut melakukan kredit dengan menerbitkan obligasi. 

Penerbitan obligasi tersebut disertai dengan janji untuk membayar kembali pokok obligasi bersama dengan bunganya saat jatuh tempo. Jika pada saat jatuh tempo hal tersebut belum terbayarkan, maka ini dapat disebut dengan 'gagal bayar' atau 'default'. 

Tak hanya melalui obligasi, pinjaman luar negeri juga menjadi kombinasi dalam utang nasional. Jadi, ketika Pemerintah dalam suatu negara tidak mampu atau ada keengganan untuk memenuhi utangnya, maka ini mengakibatkan kegagalan atau kebangkrutan. 

Berbagai alasan dapat terbit ketika suatu negara gagal membayar utang, salah satunya adalah pembalikan sederhana aliran uang global dan pendapatan yang tidak mencukupi.

Di sisi lain, saat terjadi rekstrukturisai dalam Pemerintah dan menjadikan yang berkuasa di suatu negara berubah, gagal membayar sebelumnya pun dapat menjadi warisan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X