WHO Sebut Jutaan Anak di Afghanistan Berisiko Kekurangan Gizi Akut

- Sabtu, 13 November 2021 | 22:42 WIB
Ilustrasi. Anak-anak Afghanistan yang terlantar secara internal bermain di luar tempat penampungan mereka, di Kabul, Afghanistan 7 Mei 2020. (photo/REUTERS/Mohammad Ismail/ilustrasi)
Ilustrasi. Anak-anak Afghanistan yang terlantar secara internal bermain di luar tempat penampungan mereka, di Kabul, Afghanistan 7 Mei 2020. (photo/REUTERS/Mohammad Ismail/ilustrasi)

WHO menyebutkan sekitar 3,2 juta anak di Afghanistan menderita kekurangan gizi akut hingga akhir tahun ini, dengan 1 juta di antaranya berisiko meninggal dunia karena penurunan suhu.

Badan-badan bantuan telah memperingatkan adanya kelaparan karena kekeringan seiring kegagalan ekonomi menyusul penarikan dukungan keuangan dari Barat, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu.

Sektor kesehatan di negara itu sangat terpukul, dengan banyak petugas kesehatan melarikan diri karena gaji yang belum dibayar.

"Ini perjuangan berat karena kelaparan melanda negara ini. Dunia tidak boleh mengabaikan Afghanistan," kata juru bicara WHO Margaret Harris dikutip dari REUTERS, Sabtu (13/11).

Baca juga: Daftar Tiga Orang yang Bangkit dari Kegagalan, Kini Menjadi Sangat Terkenal dan Memotivasi

Di Afghanistan, suhu malam hari turun di bawah nol derajat Celcius dan suhu yang lebih dingin diperkirakan membuat orang tua dan muda lebih rentan terhadap penyakit lain, kata Harris.

Di beberapa tempat, orang-orang menebang pohon untuk menyediakan bahan bakar bagi rumah sakit di tengah kelangkaan yang meluas.

Harris tidak memiliki angka untuk jumlah anak yang telah meninggal karena kekurangan gizi tetapi menjelaskan tentang "bangsal yang penuh dengan anak-anak kecil", termasuk dengan bayi berusia tujuh bulan yang ia sebut "lebih kecil dari bayi yang baru lahir".

Kasus campak meningkat di Afghanistan dan data WHO menunjukkan 24.000 kasus klinis sejauh ini telah dilaporkan.

"Untuk anak-anak yang kekurangan gizi, campak adalah hukuman mati. Kita akan melihat lebih banyak kematian jika kita tidak bergerak cepat," kata Harris.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X