Surya Paloh: Politik Tanpa Mahar Sering Dianggap Sebuah Kebohongan

- Senin, 23 Agustus 2021 | 19:34 WIB
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. (ANTARA/Abdu Faisal)
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. (ANTARA/Abdu Faisal)

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, partai politik (parpol) harus memiliki konsistensi kuat sebagaimana tujuan awal dari mendirikan parpol itu sendiri. Paloh berujar jika ada permasalahan yang dihadapi oleh parpol maka sebaiknya bersatu bukan malah melakukan perdebatan.

"Kembali kepada komitmen kita-kita kenapa partai didirikan untuk apa mendirikan partai, untuk apa ada parpol. Ketika konsistensi itu sudah tidak ada lagi kita sudah sukar. Tapi kalau ada konsistensi di sana ada budaya malu untuk melakukan hal-hal yang tidak semestinya, kita lakukan sepatutnya, kita laksanakan. Saya pikir seberat apapun permasalahan yang kita hadapi sekompleks apapun permasalahan di negeri ini kita punya optimis untuk mengatasi ini," tegas Paloh dalam acara CSIS, Senin (23/8/2021).

Paloh kemudian mencontohkan perdebatan antara parpol yang masih sering terjadi seperti halnya soal politik tanpa mahar. Dia menyebut masih ada saja parpol yang tak percaya politik tanpa mahar dianggap main-main.

"Tapi optimisme ini akan terganggu ketika terjadi perdebatan yang konyol di antara kita ketika politik tanpa mahar masih dianggap main-main misalnya, ketika politik tanpa mahar dianggap bohong," jelas Paloh.

Baca Juga: Dinilai Proses Langgar HAM, 57 Pegawai KPK yang Tak Lolos TWK Minta Diangkat Sebagai PNS

"Sementara ada upaya secara ikhlas, tulus, jujur untuk ingin laksanakan dan menerapkan model politik tanpa mahar itu sebagai satu sumbangsih proses pendidikan politik yang berlangsung di negeri ini," tambah Paloh.

Paloh menilai saat ini para parol sedang terjebak dengan slogan-slogan kosong dan kemudian hanya melakukan pendekatan dari luar saja sepanjang nantinya memperoleh hasil kemenangan. Kemudian cara apapun dilakukan, tanpa mengindahkan nilai-nilai dari sportifitas yang sejatinya harus ditanamkan.

"Kita sudah terjebak dengan slogan-slogan kosong, kita sudah terjebak dengan pendekatan kulit luar yang serba artifisial, kita menganggap semuanya sepanjang memang akhirnya nanti kita memperoleh kemenangan. Kita bisa lakukan apa saja, cara apa pun juga tanpa mengindahkan nilai-nilai sportifitas untuk capai tujuan yang kita harapan," tutur Paloh.

Dia berkata yang perlu digaris bawahi sekarang ini, Indonesia sudah masuk ke dalam kompetisi bebas dan tak lagi mengedapankan sebuah dialog untuk menyelesaikan sebuah masalah. Di sisi lain, Paloh menilai parpol jiga sudah terjebak pada peran aktivisme termasuk permisvisme yang sarat dengan martialistik.

"Semuanya terjebak pada peran akitivisme termasuk permisivisme yang sarat dengan matrialistik artinya lebih menekankan pada individualistik. Sebenarnya satu tahap lagi kita sudah atheis karena kita halalkan semua cara," tandas Paloh.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X