Anggota (DPRD) DKI Jakarta Fraksi Gerindra, Adi Kurnia Setiadi didesak pihak keluarga mantan Dirut Transjakarta, almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo untuk meminta maaf atas pernyataannya soal tari perut saat rapat direksi PT Tranjakarta.
Menanggapi ultimatum (KBBI; ancaman/perngatan) tersebut, Adi mengatakan bahwa dirinya bukan enggan untuk minta maaf. Namun, ia mengaku tak pernah merasa menyebutkan nama almarhum Sardjono terlibat menonton tari perut.
“Untuk saya minta maaf dan ultimatum saya 2x24 jam, saya sebagai muslim bukan tidak legowo. Tapi perlu diketahui, di situ saya tidak pernah menyebutkan nama, tidak pernah sebutkan nama seseorang,” ucap Adi saat dihubungi, Jumat (17/12/2021).
Anggota Komisi B DPRD DKI ini mengaku tak pernah menyerang mendiang Sardjono secara pribadi. Ia juga mengklaim tidak pernah menyebarkan video yang berisikan tari perut dalam rapat direksi Transjakarta tersebut.
“Saya bicara di forum resmi sebagai anggota dewan menyampaikan laporan masyarakat. Kalau toh video itu, ada setahun lalu zaman pandemi,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, pihak keluargaJuru bicara keluarga Sardjono, Tjahyadi telah melayangkan ultimatum kepada Adi Kurnia untuk meminta maaf terkait tudingan direksi Sardjono ketika menjabat menonton tari perut saat rapat.
"Sekiranya hal tersebut (permintaan maaf) tidak dilakukan, maka kami akan mengambil langkah hukum dan langkah-langkah lainnya yang kami anggap perlu," ungkap Tjahyadi.