Harga Minyak Melemah, Imbas Kelebihan Pasokan dan Corona

- Senin, 3 Agustus 2020 | 13:07 WIB
Ilustrasi industri minyak bumi. (Pexels/Zukiman Mohamad)
Ilustrasi industri minyak bumi. (Pexels/Zukiman Mohamad)

Harga minyak kembali melemah pada Senin pagi (3/8/2020), di tengah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan karena OPEC+ akan mengurangi volume pemotongan produksi pada Agustus.

Di sisi lain, lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di seluruh dunia menimbulkan kekhawatiran akan semakin turunnya permintaan bahan bakar di seluruh dunia.

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 18 sen, atau 0,41%, menjadi US$43,34 per barel pada pukul 07.25 WIB, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, berkurang 25 sen, atau 0,62%, menjadi US$40,02 per barel, demikian laporan  Reuters, di Tokyo, Senin (3/8/2020).

Brent membukukan kenaikan bulan keempat pada Juli dan WTI, mencatat peningkatan bulan ketiga ketika keduanya bangkit dari kejatuhan yang dicapai pada April, karena sebagian besar dunia melakukan penguncian akibat pandemi virus corona.

"Investor khawatir tentang kelebihan pasokan karena OPEC+ akan mulai mengurangi pengurangan produksi bulan ini dan pemulihan harga minyak dari rekor terendah diperkirakan mendorong produsen  shale-oil AS untuk meningkatkan produksi," kata Hiroyuki Kikukawa, General Manager Nissan Securities.

"Juga, kekhawatiran atas kebangkitan kembali dalam kasus virus korona membebani pasar minyak," kata dia, memprediksi harga akan bertahan di US$40 pekan ini.

Output Organisasi Negara Eksportir Minyak naik lebih dari 1 juta barel per hari pada Juli karena Arab Saudi dan anggota Teluk lainnya mengakhiri pembatasan pasokan sukarela mereka di atas kesepakatan yang dipimpin OPEC serta sekutunya, dikenal sebagai OPEC+, dan anggota lainnya hanya membuat kemajuan terbatas pada kepatuhan. OPEC+ akan meningkatkan produksi pada Agustus, menambahkan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasokan global.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan harga minyak diperkirakan meningkat pada tahun ini karena pelonggaran pembatasan secara bertahap akibat virus corona mendukung permintaan, meski gelombang kedua Covid-19 dapat memperlambat laju pemulihan.

Negara bagian Victoria di Australia mendeklarasikan keadaan bencana dan pihak berwenang di Filipina mengatakan akan memberlakukan pembatasan baru di Manila, pekan ini, yang mencerminkan kekhawatiran di seluruh dunia tentang mengendalikan pandemi tersebut.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X