Pasien Ditelantarkan di RS Pirngadi Medan, Keluarga: Suntik Mati Saja Kalau Tidak Diobati

- Minggu, 31 Mei 2020 | 08:01 WIB
Pasien bernama Syafrizal Koto ditelantarkan di RSUD Pirngadi Medan. (Foto: Istimewa)
Pasien bernama Syafrizal Koto ditelantarkan di RSUD Pirngadi Medan. (Foto: Istimewa)

Nama RSUD Pirngadi Medan kembali tercoreng, usai beredar video pasien diterlantarkan dan tak dirawat. Pasien bernama Syafizal Koto, seorang pria paruh baya, tergeletak tak berdaya.

Seorang wanita yang merupakan keluarga pasien tampak kesal karena dokter tak kunjung datang. 

"Ini namanya Pak Syafrizal Koto. Dokternya ke mana? Saya sudah beberapa hari kemari, gak ada jumpa sama dokternya.Saya pesan ke Pak Syafrizal Koto, kalau dokternya datang, bilang, 'saya mau berobat, mau sehat, bukan diabaikan.'," kata wanita tersebut.

Saking kesalnya dia bilang, daripada dibiarkan tak terawat, lebih baik pasien disuntik mati saja.

"Kalau tidak juga ditangani sama dokter, suntik aja mati. Kan gak ada gunanya hidup di sini. Dimasukkan ke rumah sakit kalau tidak diobati sama aja, bagus suntik mati. Ni hari kedua," katanya.

Pada potongan video yang lain, tampak dua perawat akhirnya menangani pasien. Mereka tak senang karena ada wartawan yang merekam.

"Gak boleh direkam, Bang," kata mereka.

Humas RSUD Pirngadi Medan, Edison Perangin-angin membenarkan bahwa ada pasien atas nama Syafrizal Koto di rumah sakit tersebut. Ia juga mengaku mendapatkan kiriman video dan foto-foto dari pasien yang ditelantarkan tersebut. Namun, ia tidak yakin apakah video dan foto tersebut palsu atau rekayasa.

"Mau kami bahas dulu masalah itu sama semua staf di rumah sakit. Masih kita cek, kalau video itu gak benar nanti kami perkarakan pakai UU ITE," katanya kepada Indozone.id melalui sambungan telepon.

Kasus penelantaran pasien di RSUD Pirngadi Medan ini bukan yang pertama kalinya. Pada 11 April 2016 lalu, seorang balita berumur 1 tahun 3 bulan bernama Riska Amanda yang menderita tumor ganas juga ditelantarkan oleh pihak rumah sakit plat merah tersebut.

Mirisnya, Riska sudah datang jauh-jauh bersama keluarganya dari Kabupaten Batubara sejak pukul 01.00 WIB. Sampai hingga siang, ia tak juga dirawat.

"Kami berangkat dari Batubara jam 1 malam (dinihari). Nyampe sini jam 5. Sampai di sini kami langsung ke IGD. Sama orang IGD langsung kami disuruh ke poliklinik. Tapi polikliniknya baru buka jam 8. Pas polikliniknya buka, kami disuruh daftar ke bagian BPJS. Sudah selesai urusan semua, kami disuruh nunggu dokternya. Dokternya baru datang jam setengah satu (12.30 WIB)," beber Risna, ibu kandung Riska.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X