Rupiah Diprediksi Melemah Hari Ini, Berikut Faktor Penyebabnya

- Senin, 27 Juli 2020 | 09:12 WIB
Ilustrasi uang rupiah. (Freepik/Johan111)
Ilustrasi uang rupiah. (Freepik/Johan111)

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan mengalami pelemahan di sepanjang perdagangan hari ini. Hal itu menyusul penguatan mata uang dolar AS yang diprediksi akan terjadi hari ini, akibat beberapa sentimen yang terjadi pada negara tersebut. 

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS pada Senin pagi, (27/7/2020) diakibatkan oleh, pertama, hal itu bersamaan dengan kampanye Pilpres di AS, kasus virus corona di AS terus bertambah dan sudah melewati angka 4 juta. Pandemi tersebut telah menewaskan lebih dari 143 ribu orang Amerika dan membuat puluhan juta kehilangan pekerjaan. 

"Ini merupakan mimpi terburuk yang sebelumnya tidak di inginkan oleh Trump," ujar Ibrahim kepada Indozone, Senin (27/7/2020). 

Di sisi lain, kata Ibrahim, kasus virus corona juga kembali merebak baik di Eropa maupun Amerika Latin yaitu Brazilia dan Meksiko, sehingga ada ketakutan negara-negara tersebut akan kembali melakukan lockdown. Kondisi ini tentu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global.

"Pasar merespon negatif tentang memburuknya hubungan antara AS dan Tiongkok akibat terbongkarnya spionase Tiongkok di AS. Ketegangan antara AS-Tiongkok kembali muncul setelah AS meminta Beijing untuk menutup kantor konsulat diplomatiknya di Houston," jelas Ibrahim.

Dikatakan Ibrahim, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin sebelumnya mengingatkan akan ada balasan setimpal jika aksi itu tak dikoreksi. Akhirnya Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan kepada kedutaan besar AS pada Jumat pagi untuk menutup konsulatnya di kota Chengdu, setelah Washington memerintahkan penutupan konsulat Tiongkok di Houston.

-
Uang Rupiah. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

"Belum tercapainya kesepakatan RUU stimulus US$ 1 triliun untuk tunjangan pengangguran di kongres dan Senat AS,  dan akan dilanjutkan dalam minggu depan, menjadi sentimen negatif," tuturnya. 

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell mengatakan pada hari Kamis bahwa Senat Republik AS akan mengungkap proposal mereka minggu depan untuk putaran baru bantuan virus corona, termasuk pembayaran lebih langsung ke Amerika dan perpanjangan sebagian dari tunjangan pengangguran yang meningkat.

Dia menambahkan bahwa pemerintah telah meminta waktu tambahan untuk meninjau rincian denda proposal. Tunjangan pengangguran AS berakhir minggu depan dan tanpa perpanjangan tunjangan itu, jutaan orang Amerika yang menganggur akan berjuang secara besar-besaran.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak mempertimbangkan perpanjangan sementara untuk peningkatan tunjangan pengangguran.

Sementara dari sisi internal, lanjut Ibrahim, instrumen yang bakal mempengaruhi terhadap pelemahan rupiah adalah terkait isu vaksin penawar corona. 

Sebagaimana diketahui, dengan bertambahnya pandemi virus corona, pemerintah terus berupaya mendapatkan vaksin penawar corona dan kandidat vaksin corona dari Tiongkok telah tiba di Indonesia dan sedang dalam uji klinis tahap ketiga oleh Bio Farma. Jika berjalan sesuai ekspektasi, PT Bio Farma akan memproduksi vaksin tersebut dengan kapasitas sebanyak 100 juta dosis per tahun.

Di samping  fokus ke vaksin, Pemerintah kembali menggelontorkan stimulus sebanyak mungkin sampai akhir tahun 2020 dan diharapkan daya beli masyarakat akan tetap berjalan serta konsumsi masyarakat akan tetap terjaga, sehingga perekonomian kembali berjalan dan stabilitas ekonomi paska pandemi virus corona kembali stabil.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter menetapkan kebijakan untuk meningkatkan intervensi di pasar valas dan obligasi guna menjaga stabilitas rupiah. BI menerapkan triple intervention di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF) dan pembelian SBN di pasar sekunder. 

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X