Persipura Sindir Kerumunan Rizieq Shihab, Liga 1 Tanpa Penonton Pun Tak Diberi Izin

- Minggu, 15 November 2020 | 11:39 WIB
Persipura Jayapura kesal dengan standar ganda pemerintah terkait PSBB. (Twitter)
Persipura Jayapura kesal dengan standar ganda pemerintah terkait PSBB. (Twitter)

Kerumunan yang tercipta di hajatan pernikahan putri keempat Rizieq Shihab pada hari Sabtu (14/11/2020) menuai sorotan publik. Tidak sedikit pihak yang merasa bahwa pemerintah bersikap tidak adil dalam menerapkan protokol kesehatan dalam hal penanganan COVID-19.

Salah satunya adalah klub Liga 1 Indonesia, Persipura Jayapura. Melalui akun Twitter, Persipura menilai bahwa pemerintah menerapkan standar ganda terkait PSBB transisi di DKI Jakarta. Mereka membandingkan tidak bolehnya Liga 1 digelar meski tanpa penonton, seperti halnya liga-liga sepakbola di Eropa.

"Standar ganda nih bos-bos aparat  @DivHumas_Polri  dalam memberikan izin keramaian. Yang jelas-jelas bikin kerumunan massa tidak ditindak malah difasilitasi, Liga 1 yang komitmen tanpa penonton malah tidak diberi izin. Jangan gitu lah bos, tidak elok dipandang masyarakat," tulis akun Twitter Persipura.

Kekecewaan Persipura itu pun disambut oleh netizen penggemar Liga 1 dengan beragam komentar. Mereka menyindir berbagai embel-embel kelompok simpatisan Rizieq Shihab.

"Coba penonton liga 1 pakai putih putih,pasti dibolehin kak," tulis akun @NgakuGamer.

"Min gimana kalo HRS for ketum PSSI aja, biar izin nya lancar wkwk," tulis akun @DandyPurwanto.

"Dan lagi ini di Jakarta notabennya penyumbang kasus positif tertinggi, alasan apapun tidak bisa diterima," komentar akun @zacka_anwar518.

Alasan Satgas COVID-19

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, pemberian bantuan tersebut dilakukan setelah Satgas Penanganan Covid-19 melihat tidak adanya penerapan protokol kesehatan pada setiap kegiatan yang melibatkan Habib Rizieq Shihab.

"Setelah beberapa hari terakhir, kita menyaksikan sejumlah aktivitas yang dihadiri oleh Habib Rizieq Shihab. Banyak sekali masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan, tidak menjaga jarak dan banyak yang tidak menggunakan masker. Dan ini yang sangat kita sayangkan," ungkap Doni Monardo dalam keterangannya, Minggu (15/11/2020).

Di samping itu, Doni juga menekankan bahwa sebelumnya setiap pakar dan pimpinan, baik di tingkat pusat maupun setiap daerah telah mengingatkan akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Setiap pakar epidemiologis, pakar kesehatan masyarakat dan seluruh pimpinan baik di tingkat nasional dan juga di tingkat daerah selalu mengingatkan tentang bagaimana kita harus patuh kepada protokol kesehatan," terangnya.

Lebih lanjut, Doni juga mengingatkan bahwa Covid-19 dapat menjadi mesin pembunuh bagi mereka yang masuk dalam kategori usia lanjut, maupun mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

"Mungkin bagi mereka yang usia muda, sehat apabila terpapar Covid-19 relatif bisa sembuh dalam waktu yang tidak lama. Namun pengalaman kita selama ini, ketika yang terpapar itu lansia dan penderita komorbid maka risikonya sangat fatal. Saya ulangi lagi sangat fatal," jelas Doni.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Motor Kepeleset, Dua Jambret Ditangkap di Monas

Senin, 18 Maret 2024 | 14:10 WIB

Fotokopi KTP Tidak Berlaku Lagi, Ini Penggantinya

Sabtu, 16 Maret 2024 | 18:05 WIB
X