Kasus pemenggalan guru di Prancis ternyata bermula dari cerita bohong seorang siswi di Prancis. Dia menyebarkan cerita palsu bahwa gurunya menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas.
Siswi tersebut awalnya mengklaim bahwa guru bernama Samuel Paty itu meminta murid beragama Islam agar meninggalkan kelas, supaya dia bisa memperlihatkan kartun Nabi Muhammad.
Dilansir AFP, Padahal, saat itu siswi tersebut tidak berada di dalam kelas karena diskors. Dia mengarang cerita agar ayahnya tidak marah mengetahui dia diskors karena sering membolos.
"Dia berbohong karena merasa blunder, karena teman-teman sekelasnya meminta dia menjadi juru bicara," kata pengacara siswa itu, Mbeko Tabula.
Akibat cerita palsu siswi tersebut, sang ayah mengajukan gugatan dan menggerakkan kampanye online mengecam Paty.
Hingga akhirnya, seorang ekstremis Islam bernama Abdullah Anzorov, pemuda 18 tahun asal Chechnya, memenggal kepala Samuel Paty. Abdullah sempat bertukar pesan dengan ayah siswi tersebut.
Akibat serangan tersebut, Abdullah ditembak mati oleh polisi. 16 orang ditahan polisi atas kasus pemenggalan guru ini, salah satunya ayah siswi itu.
5 pelajar sekolah juga dituding membantu Abdullah mengidentifikasi Paty demi uang. Sementara, siswi penyebar cerita palsu itu dituduh atas pencemaran nama baik.
"Jika saya tidak mengatakan itu kepada ayah saya, semua ini tidak akan terjadi dan tidak akan menyebar dengan begitu cepat," ucap siswi itu kepada hakim anti-teroris setempat.
"Saya tidak pernah mengira pesan saya akan dilihat oleh teroris. Saya tidak ingin menyakiti siapapun dengan pesan itu. Sulit membayangkan bagaimana kita sampai di sini, bahwa kita kehilangan seorang profesor sejarah dan semua orang menyalahkan saya," ucapnya.
Akibat pemenggalan terhadap Paty, seorang ayah dari bocah berusia 5 tahun, pemerintah Prancis sempat menutup sementara sebuah masjid di luar Paris.
