3 Jenderal Dicopot Terseret Kasus Djoko Tjandra, IPW Minta CCTV Bareskrim Diperiksa

- Sabtu, 18 Juli 2020 | 10:05 WIB
Irjen Pol Napoleon Bonaparte (kiri) dan Djoko Tjandra (kanan). (Foto: Istimewa)
Irjen Pol Napoleon Bonaparte (kiri) dan Djoko Tjandra (kanan). (Foto: Istimewa)

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Kapolri Idham Azis agar tidak berhenti sampai di titik pencopotan tiga jenderal terkait kasus surat jalan terpidana kasus Bank Bali Djoko Tjandra.

Neta meminta Kapolri supaya membuka rekaman CCTV Bareskrim Polri saat Djoko Tjandra datang mengurus surat jalan sehingga dia bisa kabur. 

"Pertama segera membuka CCTV Bareskrim, siapa yg mendampingi dan menjemput saat Joko Candra datang mengurus surat jalan tersebut. Kedua, apa motivasi para jenderal itu dalam memberi keistimewaan kepada Joko Candra," kata Neta dalam keterangan pers yang diterima Indozone.id, Sabtu (18/7/2020).

Terkait adanya dugaan gratifikasi dalam kasus surat jalan Djoko Tjandra, IPW juga mendesak Polri untuk mengusut tuntas semua pihak yang terlibat dan kebagian jatah.

"Keempat, semua pihak di Polri yang terlibat kasus Joko Candra, terutama ketiga jenderal yg dicopot segera diproses pidana agar kasusnya bisa diproses di pengadilan. Sebab kasus persekongkolan jahat dalam melindungi buronan Joko Candra adalah kejahatan luar biasa," kata Neta.

Selain pejabat di tubuh Polri, IPW juga mencurigai keterlibatan pihak-pihak lain, mulai dari kepala desa hingga Dirjen Imigasi.

"Kelima, semua pihak di luar polri yang terlibat memberi keistimewaan kepada Joko Candra, mulai dari lurah hingga dirjen imigrasi harus diperiksa Polri dan kasusnya diselesaikan di pengadilan. Tujuannya agar persekongkolan jahat dalam melindungi Joko Candra bisa terungkap secara terang benderang dan selesai dengan tuntas di pengadilan," ujar Neta.

"Setelah itu polri perlu mencermati proses PK Djoko Tjandra agar promoter dan jika ada indikasi negatif penyidik Bareskrim jangan segan segan menciduk oknum yang terlibat. Hanya dengan kerja keras yg promoter dari kapolri Idham Azis citra Polri bisa terbangun lagi setelah dihancurkan Joko Tjandra," Neta menambahkan.

Sebelum diberitakan, setelah mencopot Karo Korwas PPNS Bareskrim Polri, Brigjen Pol Prasetijo Utomo, Polri kembali melakukan "pembenahan" di dalam internalnya. Dua jenderal menyusul Prasetijo terkena "tendang" dalam posisinya.

Mereka adalah Kadiv Hubungan Internasional (Hubinter) Irjen Pol Napoleon Bonaparte dan Sekretaris  National Central Bureau (NCB) Interpol Brigjen Nugroho Slamet. 

Posisi Kadiv Hubinter digantikan oleh Brigjen Johanis Asadoma, sedangkan posisi Sekretaris NCB Interpol diisi Brigjen Amur Chandra.

Keputusan rotasi jabatan itu tertuang pada Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2076/VII/KEP./2020 dengan ditanda tangani oleh AS SDM Kapolri, Irjen Pol Sutrisno Yudi. 

Profil Napoleon Bonaparte

Usai rotasi itu, mata publik kini tertuju pada Irjen Pol Napoleon Bonaparte. Publik bertanya-tanya kenapa dia dicopot--atau dalam istilah Polri, dimutasi?

Internal Polri tidak menyebut secara gamblang alasan pemutasian Napoleon. Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono cuma bilang bahwa yang bersangkutan dinilai gagal dalam bertugas. Alasan yang sama juga berlaku buat Brigjen Nugroho Slamet. 

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X