Ikut Aksi Tolak Kudeta, Selebritas Myanmar Paing Takhon Ditangkap Militer

- Kamis, 8 April 2021 | 16:53 WIB
Selebritas Myanmar Paing Takhon saat jadi biksu. (photo/Instagram/@paing_takhon)
Selebritas Myanmar Paing Takhon saat jadi biksu. (photo/Instagram/@paing_takhon)

Salah satu selebritas paling populer di Myanmar, model dan aktor Paing Takhon, ditangkap oleh militer yang semakin menargetkan selebritas yang mengkritik kudeta tersebut.

Untuk diketahui, Paing Takhon, sendiri pernah viral di jagat maya karena dirinya pernah menjadi Biksu di Myanmar.

Paing Takhon, yang memiliki banyak pengikut online, ditahan pada pukul 5 pagi pada hari Kamis, dan merupakan yang terakhir dari ribuan orang yang ditahan sejak kudeta Februari.

Pria berusia 24 tahun itu dibawa pergi setelah delapan truk yang membawa polisi dan tentara tiba di rumah ibunya di Yangon, menurut laporan media setempat. Kesehatannya dalam kondisi buruk pada saat itu.

Bahkan setelah ditangkap oleh pihak Militer, akun sosial medianya juga diduga ikut dibekukan.

Militer telah menerbitkan nama dan foto tokoh-tokoh populer dalam daftar pencarian harian di TV dan di surat kabar milik pemerintah. Lebih dari 100 orang sedang dicari oleh militer, dan banyak yang bersembunyi. Pada hari Rabu, blogger kecantikan populer Win Min Than dilaporkan diciduk oleh pasukan keamanan yang tiba di sebuah hotel tempat dia menginap bersama ibunya, menurut situs berita Irrawaddy.

Baca juga: Second Lead Drakor 'Crash Landing On You' Seo Ji Hye dan Kim Jung Hyun Dikabarkan Kencan!

Paing Takhon, yang pernah ikut dalam protes anti-kudeta, menghadapi dakwaan berdasarkan pasal 505a KUHP, yang mengkriminalisasi komentar yang "menyebabkan ketakutan" atau menyebarkan "berita palsu" dan dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga tiga tahun. Profil media sosialnya telah dihapus, meskipun tidak jelas siapa yang menghapusnya.

Setidaknya sudah ada 2.750 orang mulai dari politisi, dokter, aktor sampai influencer media sosial dipenjara di Myanmar. Kebanyakan ditahan di lokasi-lokasi yang tak diketahui, Guardian dikutip Kamis.

Sejumlah tokoh hak asasi manusia terkemuka juga membuat komentar selama konferensi ratusan kelompok masyarakat sipil Asia Tenggara untuk memutuskan tanggapan regional terhadap krisis di negara itu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X