Bandara Hong Kong Akan Jadi Sasaran Para Demonstran AntiPemerintah

- Sabtu, 24 Agustus 2019 | 13:47 WIB
photo/REUTERS/Thomas Peter
photo/REUTERS/Thomas Peter

Para pengunjuk rasa antipemerintah telah mempersiapkan aksi protes mereka dengan kembali menjadikan bandara udara Hong Kong sebagai lokasi sasaran.

-
photo/REUTERS/Thomas Peter

Sementara itu, pada Jumat (23/8), para demonstran saling berpegangan tangan membentuk "Rantai Baltik (Baltic Chain)" dalam rangkaian aksi unjuk rasa yang telah berlangsung hampir tiga bulan dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

-
photo/REUTERS/Thomas Peter

Karena itu, bandara Hong Kong yang dapat ditempuh dengan menggunakan kereta atau kendaraan terpaksa ditutup pekan lalu. Tepatnya, ketika para pengunjuk rasa telah membuat rintangan dengan troli, penghalang metal dan benda-benda lain, hingga bentrok dengan polisi.

-
photo/REUTERS/Tyrone Siu

Kantor Urusan China yang menangani Hong Kong mengecam kegiatan-kegiatan itu. Mereka menyebutnya seperti "aksi yang mendekati ulah teroris". "Pergilah ke bandara dengan transportasi berbeda, termasuk bus bandara MTR, taksi, kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua untuk meningkatkan tekanan atas transportasi bandara," kata para penyelenggara dalam keterangan mereka, pada Jumat (23/8).

-
photo/REUTERS/Tyrone Siu

Otoritas Bandara menyiarkan pengumuman setengah halaman di surat-surat kabar yang berisi desakan kepada para pemuda untuk "mencintai Hong Kong". Pihak Otoritas Bandara juga menyatakan bahwa mereka menentang aksi tersebut dan menambahkan akan tetap bekerja untuk menjaga kegiatan penerbangan berjalan mulus.

-
photo/REUTERS/Thomas Peter

Sementara itu, Mahkamah Tinggi Hong Kong memperpanjang perintah larangan protes di bandara tersebut. Sejumlah pegiat telah meminta maaf atas kericuhan yang terjadi di bandara pada pekan lalu.

-
photo/REUTERS/Tyrone Siu

Serangkaian protes berlangsung pada Jumat lalu, termasuk pawai yang dilakukan para akuntan dengan pola "Rantai Baltik". Para pengunjuk rasa berpegangan tangan di seluruh distrik berbeda. Sementara, yang lainnya memegang spanduk-spanduk berisi ucapan terima kasih kepada negara-negara asing atas dukungan mereka pada "kebebasan dan demokrasi" di Hong Kong.

-
photo/REUTERS/Thomas Peter

"Banyak bos tak tergerak untuk berpolitik. Namun, politik datang kepada Anda bahkan ketika Anda berusaha menghindarinya," kata Kenneth Leung, seorang anggota parlemen kota, kepada para akuntan yang mengikuti pawai.

-
photo/REUTERS/Issei Kato

"Kita sudah biasa masuk peringkat sebagai ekonomi paling bebas di dunia selama hampir 20 tahun. Dapatkah kita mempertahankan peringkat itu? Tidak, itu sudah berlalu. Nilai-nilai inti kita adalah integritas dan kejujuran. Kita perlu menganut nilai-nilai inti internasional."

-
photo/REUTERS/Issei Kato

Sebelumnya kejadian serupa pernah terjadi pada 1989, di mana sekitar dua juta orang berpegangan tangan di seluruh negara Baltik sebagai protes terhadap pemerintahan Soviet. Gerakan itu menjadi terkenal dengan "Baltic Way" atau Rantai Baltik (Baltic Chain)".

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X