Berdasarkan data dari WHO, tak ada bukti bahwa sampah mikroplastik berisiko bagi kesehatan manusia. Meskipun begitu, masih diperlukan banyak penelitian untuk memahami bagaimana plastik menyebar ke lingkungan dan bekerja melalui tubuh manusia.
Data WHO menyebutkan pada tahun 2025 sampah plastik diperkirakan akan tumbuh secara signifikan. Sebuah studi menunjukkan bahwa air minum kemasan hanya mengandung unsur yang sangat kecil dari polimer yang digunakan dalam wadah dan penutup.
Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran bagi manusia terkontaminasi bahan kimia dalam wadah plastik. Bahkan ada anggapan bahwa area vital manusia bisa saja dikuasai oleh benda asing.
Mikroplastik lebih besar dari 150 mikrometer dapat melewati tubuh manusia. Partikel yang berukuran kecil ini justru dapat masuk ke saluran perncernaaan dan tersangkut. Namun para peneliti percaya bahwa partikel ini tak akan menumpuk dalam jumlah yang cukup berbahaya.
Sebuah bukti penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia dan mikroba patogen yang terkait dengan mikroplastik dalam air minum kemasan hanya menimbulkan kekhawatiran dalam tingkatan yang rendah bagi kesehatan tubuh manusia.
Walau demikian, WHO mengajak semua orang untuk mengurangi sampah plastik, menghentikan penggunaan plastik serta penggunaan plastik sekali pakai dan melakukan daur ulang sampah.