Profesor Didier Raoult dari IHU-Mediterranee Infection di Prancis, berhasil menemukan obat untuk virus corona.
Obat yang terdiri dari Hydroxychloroquine dan azithromycin ini, terbukti dapat menyembuhkan pasien positif corona hanya dalam enam hari perawatan.
Dari 80 pasien itu, Profesor Didier dan timnya menemukan adanya peningkatan klinis pada satu pasien.
Namun, ada satu pasien berusia 74 tahun yang meninggal saat penelitian itu diterbitkan.
Hydroxychloroquine adalah anti malaria dan anti inflamasi yang dipakai untuk mengobati gangguan auto imun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Obat ini sudah mengalami beberapa keberhasilan terhadap gejala virus corona.
Bahrain adalah salah satu negara yang sudah menguji obat tersebut pada 26 Februari 2020, dua hari setelah melaporkan kasus pertama virus corona.
"Kami mengkonfirmasi kemanjuran hydroxychloroquine yang terkait dengan azitromisin dalam pengobatan COVID-19 dan potensi efektivitasnya dalam penurunan dini penularan," ujar Profesor Didier seperti dilansir dari Al Arabiya.
"Mengingat kebutuhan terapeutik yang mendesak untuk mengelola penyakit ini dengan obat-obatan yang efektif dan aman dan mengingat biaya yang dapat diabaikan baik dari hydroxychloroquine dan azithromycin," ucapnya.
"Kami percaya bahwa tim lain harus segera mengevaluasi strategi terapi ini untuk menghindari penyebaran penyakit dan untuk merawat pasien sebelum komplikasi pernapasan ireversibel yang parah terjadi," sambungnya.