Virus Corona Ganggu Pasar Keuangan, Emiten Jadi Susah Ekspansi

- Kamis, 30 April 2020 | 16:05 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (INDOZONE/Sigit Nugroho)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (INDOZONE/Sigit Nugroho)

Gejolak perekonomian yang ditimbulkan akibat wabah virus corona (Covid-19) tak hanya menyerang sektor riil saja, melainkan juga menghujani pasar keuangan atau capital market. Kondisi ini kemudian membuat IHSG dan rupiah menjadi volatile dan menghambat perusahaan yang listing di pasar saham (Emiten) menjadi sulit untuk melakukan ekspansi.

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Kamis (30/4/2020). Bahkan, kata dia, Covid-19 tak hanya mengganggu pasar modal saja, melainkan juga membuat obligasi atau Surat Utang Negara (SUN) mengalami tekanan.

"IHSG turun tajam dan akan pengaruhi sektor perusahaan dalam lakukan ekspansi. Depresiasi rupiah 17,6% (YTD) berdampak ke utang korporasi, utang negara baik dari komposisi dan naikkan beban utang non rupiah," kata Sri Mulyani.

-
Menteri Keuangan Sri Mulyani.(ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Sejak awal Januari hingga hari ini pukul 15.45 WIB atau secara year to date (ytd), IHSG sudah mengalami kontraksi atau melemah 22,82%.

Selain itu, di pasar SBN kata Sri Mulyani, yield (imbal hasil atau keuntungan) SUN dalam 3 bulan ini relatif stabil dan dengan yield rendah, karena investor cenderung lebih memilih SBN tenor pendek. Namun di pasar internasional, ada permintaan SBN untuk tenor panjang.

"Makanya kami keluarkan surat utang dengan tenor lebih dari 30 tahun, yakni 50 tahun," tuturnya.

Ia menjelaskan, pada awal 2020, yield SBN tenor 10 tahun berada pada level terendah sejak 2018. Namun saat terjadi penarikan modal oleh investor asing pada Maret, yield obligasi 10 tahun mengalami tekanan.

"Tidak hanya yield tapi jumlah lelang kita juga terpengaruh. Lelang 17 maret, (penawaran yang masuk) hanya Rp2,7 triliun, padahal biasanya bisa Rp6 triliun. Yield naik sempat di atas 8% dan sekarang sudah di bawah 8%," pungkasnya.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X